Kami siap membantu perusahaan anda untuk Pemasangan Hydraulic Dock

PT. Mechatronic Mitra Solusi siap bermitra dengan perusahaan anda dalam kebutuhan apapun untuk keperluan perusahaan anda.

Kami PT. Mechatronic Mitra Solusi siap membantu UKM

PT. Mechatronic Mitra Solusi siap bersinergi dengan UKM-UKM dimanapun dalam pembuatan mesin-mesin dengan kebutuhan khusus.

Pembuatan Conveyor untuk Perusahaan

Kami PT. Mechatronic Mitra Solusi siap membantu anda dalam perakitan dan instalasi conveyor.

Dokumentasi Pengerjaan Panel Automatic Tester Insulation

The Best Material yang selalu PT. Mechatronic Mitra Solusi berikan. Karena kami selalu berusaha menjadi mitra terbaik perusahaan.

Installation Lift Construction

PT. Mechatronic Mitra Solusi juga telah berpengalaman dalam pembuatan/pemasangan Lift di suatu Pabrik/Kantor.

Tampilkan postingan dengan label Chiller. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Chiller. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 Juni 2017

Pemisahan Air Asin dan Air Payau menjadi Air Tawar dengan Teknologi Reverse Osmosis

Desalinasi: Pengolahan Air Asin dan Air Payau menjadi Air Tawar

Seperti tertera di artikel kami sebelumnya bahwa penerapan teknologi pengolahan air itu diperlukan untuk mengatasi masalah air bersih di Indonesia, salah satunya adalah dengan cara mengolah air asin (air laut) dan air payau menjadi air tawar, pengolahan air ini disebut  desalinasi (desalination atau desalinization).

Desalinasi (Pengolahan Air Asin dan Air Payau menjadi Air Tawar)

Air asin  merupakan  larutan yang mengandung beberapa jenis zat terlarut seperti garam-garam, yang jumlahnya rata-rata 3 sampai 4,5 % (sedang air payau dibawah 3% diatas 0,05%). Dengan desalinasi  maka air tawar dipisahkan dari air asin. Karena "desalinasi  adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kandungan garam terlarut dari air asin dan juga air payau hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan sebagai air bersih". Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan berupa air asin (misalnya air laut) ataupun air payau, produk bersalinitas rendah, dan konsentrat bersalinitas tinggi. Produk proses desalinasi umumnya merupakan air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat digunakan untuk keperluan  industri, pertanian, dan domestik (kebutuhan air yang digunakan pada tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi keperluan sehari-hari). Hasil sampingan dari proses desalinasi adalah brine. Brine adalah larutan garam berkonsentrasi tinggi (lebih dari 35000 mg/l garam terlarut). Metoda yang digunakan pada proses pengolahan air ini disebut desalinasi air asin.

Dalam pemisahan air tawar dari air asin (desalinasi air asin) dan air payau (desalinasi air payau), ada beberapa teknologi proses desalinasi yang telah banyak dikenal yaitu antara lain: porses distilasi atau penguapan, teknologi proses dengan menggunakan membran, proses pertukaran ion dll. Proses desalinasi dengan cara distilasi adalah pemisahan air tawar dengan cara merubah phase air, sedangkan pada proses dengan membran yakni pemisahan air tawar dari air asin ataupun air payau dengan cara pemberian tekanan dan menggunakan membran Reverse Osmosis (Osmosa Balik / Osmosis Terbalik) atau dengan cara elektrodialisa.

Teknologi desalinasi dengan cara distilasi biasanya memerlukan energi yang sangat besar untuk perubahan fase. Harga energi yang terus meningkat menyebabkan proses tersebut menjadi tidak kompetitif. Sementara itu teknologi membran Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik / Osmosa Balik  pada saat ini sedang berkembang dengan pesatnya, hal ini disebabkan karena kegunaannya yang strategis pada proses pemisahan. Dibandingkan teknologi pemisahan lainnya, teknologi membran Reverse Osmosis (RO) atau Osmosa Balik atau Osmosis Terbalik menawarkan keunggulan seperti pemakaian energi yang rendah, sederhana dan ramah lingkungan



Pengolahan air asin menjadi air tawar (desalinasi) menggunakan teknologi membran Reverse Osmosis (RO) atau Osmosa Balik

Teknologi pengolahan air asin dengan teknologi membran Reverse Osmosis(RO) atau Osmosa Balik banyak dipakai di banyak negara seperti Amerika, Jepang, Jerman dan Arab. Teknologi ini banyak dipakai untuk memasok kebutuhan air tawar bagi kota-kota tepi pantai yang langka sumber air tawarnya. Pemakai adalah kapal laut, industri farmasi, industri elektronika, dan rumah sakit. Tentu saja di Indonesia juga teknologi pengolahan air ini telah dipakai, bahkan oleh Kementrian Kelautan kita. Jika anda membutuhkan alat pengolahan air asin dengan teknologi membran Reverse Osmosis (RO) (Osmosa Balik / Osmosis Terbalik) silahkan kunjungi website kami.

Keunggulan teknologi membran Reverse Osmosis (RO) (Osmosa Balik / Osmosis Terbalik) adalah kecepatannya dalam memproduksi air, karena menggunakan tenaga pompa. Kelemahannya adalah penyumbatan pada selaput membran oleh bakteri dan kerak kapur atau fosfat yang umum terdapat dalam air asin atau laut. Untuk mengatasi kelemahannya tersebut, pada unit pengolah air Reverse Osmosis (RO) atau osmosa balik (osmosis terbalik) selalu dilengkapi dengan unit anti pengerakkan dan anti penyumbatan oleh bakteri.

Pada proses desalinasi menggunakan membrane Reverse Osmosis (RO) atau Osmosa Balik (Osmosis Terbalik), air pada larutan garam (air asin) dipisahkan dari garam terlarutnya dengan mengalirkannya melalui membran water-permeable. Permeate dapat mengalir melalui membran akibat adanya perbedaan tekanan yang diciptakan antara air asin (umpan) bertekanan dan produk, yang memiliki tekanan dekat dengan tekanan atmosfer. Sisa umpan selanjutnya akan terus mengalir melalui sisi reaktor bertekanan sebagai brine. Proses ini tidak melalui tahap pemanasan ataupun perubahan fasa. Kebutuhan energi utama adalah untuk memberi tekanan pada air umpan. Desalinasi air payau membutuhkan tekanan operasi berkisar antara 250 hingga 400 psi, sedangkan desalinasi air laut memiliki kisaran tekanan operasi antara 800 hingga 1000 psi. Air hasil olahan desalinasi dengan teknologi membaran Reverse Osmosis (RO) atau Osmosa Balik ini sudah bebas dari bakteri dan dapat langsung diminum.
Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130

Email info@mechatronicgroup.com. Bila ada yang ingin ditanyakan mengenai kebutuhan perusahaan anda terkait instalasi WTP.
sumber:
ejurnal
majarimagazine
ristek
makalah-pdf
Chiller - Hai pembaca General Kontraktor, Kontraktor Elektrikal & Mekanikal, Design System, Maintenance, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Chiller, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Chiller, Artikel Cooling Tower, Artikel general kontraktor jakarta, Artikel water treatment plant, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pemisahan Air Asin dan Air Payau menjadi Air Tawar dengan Teknologi Reverse Osmosis
link : Pemisahan Air Asin dan Air Payau menjadi Air Tawar dengan Teknologi Reverse Osmosis

Baca juga


Chiller

Desalinasi: Pengolahan Air Asin dan Air Payau menjadi Air Tawar

Seperti tertera di artikel kami sebelumnya bahwa penerapan teknologi pengolahan air itu diperlukan untuk mengatasi masalah air bersih di Indonesia, salah satunya adalah dengan cara mengolah air asin (air laut) dan air payau menjadi air tawar, pengolahan air ini disebut  desalinasi (desalination atau desalinization).

Desalinasi (Pengolahan Air Asin dan Air Payau menjadi Air Tawar)

Air asin  merupakan  larutan yang mengandung beberapa jenis zat terlarut seperti garam-garam, yang jumlahnya rata-rata 3 sampai 4,5 % (sedang air payau dibawah 3% diatas 0,05%). Dengan desalinasi  maka air tawar dipisahkan dari air asin. Karena "desalinasi  adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kandungan garam terlarut dari air asin dan juga air payau hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan sebagai air bersih". Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan berupa air asin (misalnya air laut) ataupun air payau, produk bersalinitas rendah, dan konsentrat bersalinitas tinggi. Produk proses desalinasi umumnya merupakan air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat digunakan untuk keperluan  industri, pertanian, dan domestik (kebutuhan air yang digunakan pada tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi keperluan sehari-hari). Hasil sampingan dari proses desalinasi adalah brine. Brine adalah larutan garam berkonsentrasi tinggi (lebih dari 35000 mg/l garam terlarut). Metoda yang digunakan pada proses pengolahan air ini disebut desalinasi air asin.

Dalam pemisahan air tawar dari air asin (desalinasi air asin) dan air payau (desalinasi air payau), ada beberapa teknologi proses desalinasi yang telah banyak dikenal yaitu antara lain: porses distilasi atau penguapan, teknologi proses dengan menggunakan membran, proses pertukaran ion dll. Proses desalinasi dengan cara distilasi adalah pemisahan air tawar dengan cara merubah phase air, sedangkan pada proses dengan membran yakni pemisahan air tawar dari air asin ataupun air payau dengan cara pemberian tekanan dan menggunakan membran Reverse Osmosis (Osmosa Balik / Osmosis Terbalik) atau dengan cara elektrodialisa.

Teknologi desalinasi dengan cara distilasi biasanya memerlukan energi yang sangat besar untuk perubahan fase. Harga energi yang terus meningkat menyebabkan proses tersebut menjadi tidak kompetitif. Sementara itu teknologi membran Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik / Osmosa Balik  pada saat ini sedang berkembang dengan pesatnya, hal ini disebabkan karena kegunaannya yang strategis pada proses pemisahan. Dibandingkan teknologi pemisahan lainnya, teknologi membran Reverse Osmosis (RO) atau Osmosa Balik atau Osmosis Terbalik menawarkan keunggulan seperti pemakaian energi yang rendah, sederhana dan ramah lingkungan



Pengolahan air asin menjadi air tawar (desalinasi) menggunakan teknologi membran Reverse Osmosis (RO) atau Osmosa Balik

Teknologi pengolahan air asin dengan teknologi membran Reverse Osmosis(RO) atau Osmosa Balik banyak dipakai di banyak negara seperti Amerika, Jepang, Jerman dan Arab. Teknologi ini banyak dipakai untuk memasok kebutuhan air tawar bagi kota-kota tepi pantai yang langka sumber air tawarnya. Pemakai adalah kapal laut, industri farmasi, industri elektronika, dan rumah sakit. Tentu saja di Indonesia juga teknologi pengolahan air ini telah dipakai, bahkan oleh Kementrian Kelautan kita. Jika anda membutuhkan alat pengolahan air asin dengan teknologi membran Reverse Osmosis (RO) (Osmosa Balik / Osmosis Terbalik) silahkan kunjungi website kami.

Keunggulan teknologi membran Reverse Osmosis (RO) (Osmosa Balik / Osmosis Terbalik) adalah kecepatannya dalam memproduksi air, karena menggunakan tenaga pompa. Kelemahannya adalah penyumbatan pada selaput membran oleh bakteri dan kerak kapur atau fosfat yang umum terdapat dalam air asin atau laut. Untuk mengatasi kelemahannya tersebut, pada unit pengolah air Reverse Osmosis (RO) atau osmosa balik (osmosis terbalik) selalu dilengkapi dengan unit anti pengerakkan dan anti penyumbatan oleh bakteri.

Pada proses desalinasi menggunakan membrane Reverse Osmosis (RO) atau Osmosa Balik (Osmosis Terbalik), air pada larutan garam (air asin) dipisahkan dari garam terlarutnya dengan mengalirkannya melalui membran water-permeable. Permeate dapat mengalir melalui membran akibat adanya perbedaan tekanan yang diciptakan antara air asin (umpan) bertekanan dan produk, yang memiliki tekanan dekat dengan tekanan atmosfer. Sisa umpan selanjutnya akan terus mengalir melalui sisi reaktor bertekanan sebagai brine. Proses ini tidak melalui tahap pemanasan ataupun perubahan fasa. Kebutuhan energi utama adalah untuk memberi tekanan pada air umpan. Desalinasi air payau membutuhkan tekanan operasi berkisar antara 250 hingga 400 psi, sedangkan desalinasi air laut memiliki kisaran tekanan operasi antara 800 hingga 1000 psi. Air hasil olahan desalinasi dengan teknologi membaran Reverse Osmosis (RO) atau Osmosa Balik ini sudah bebas dari bakteri dan dapat langsung diminum.
Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130

Email info@mechatronicgroup.com. Bila ada yang ingin ditanyakan mengenai kebutuhan perusahaan anda terkait instalasi WTP.
sumber:
ejurnal
majarimagazine
ristek
makalah-pdf

Pengenalan Reverse Osmosis dan Penggunaannya dalam Pengelolaan Air

Pengolahan Air dengan Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik

Di artikel sebelumnya dibahas tentang “pengolahan air asin menjadi air tawar (desalinasi)”, artikel kali ini akan membahas tentang pengolahan air bersih dengan teknologi membran Reverse Osmosis (osmosis terbalik), yang dapat digunakan untuk desalinasi (mengolah air asin menjadi tawar), dan juga mengolah air limbah atau air kotor menjadi air bersih. Reverse Osmosis (Osmosis Terbalik) ini memang telah banyak dipakai di beberapa negara seperti Amerika, Jepang, Jerman, Arab, Australia juga di Indonesia tentunya



Pengertian Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik

Reverse Osmosis adalah kebalikan dari Osmosis, dimana osmosis adalah proses alami ketika dua cairan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh sebuah membran semipermiabel, maka cairan memiliki kecenderungan untuk bergerak dari konsetrasi rendah ke zat terlarut dengan konsentrasi tinggi untuk keseimbangan  potensial kimia.  Sedangkan "Reverse Osmosis adalah proses memaksa pelarut dari daerah konsentrasi zat terlarut tinggi melaui membrane semipermiabel ke daerah konsentrasi zat terlarut rendah dengan menerapkan tekanan melebihi tekanan osmotik."

Jadi "pengolahan air dengan ReverseOsmosis (RO) atau Osmosis Terbalik adalah suatu sistem pengolahan air dari air yang mempunyai konsentrasi tinggi melalui membran semipermiabel menjadi air yang mempunyai konsentrasi rendah (encer) dikarenakan adanya tekanan osmosis". Reverse Osmosis ini merupakan metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.

Sekilas Sejarah Pengolahan Air dengan Teknologi Membran Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik.

Proses Osmosis melalui membran semipermiabel pertama kali diamati pada tahun 1748 oleh seorang ilmuwan Perancis bernama Jean Antoine Nollet.  Namun osmosis hanya sebuah fenomena yang diamati di laboratorium selama 200 tahun berikutnya. Hingga pada akhir tahun 1940-an, para peneliti mulai memeriksa cara-cara pengolahan air murni dari air asin (desalinasi), dimana pada tahun 1949, University of California at Los Angeles (UCLA) pertama menyelidiki desalinasi air laut dengan menggunakan membran semipermiabel. Para peniliti dari UCLA dan University of Florida berhasil memproduksi air tawar dari air laut pada pertengan tahun 1950-an, tetapi fluks terlalu rendah untuk komersial. Hingga ditemukannya teknik untuk membuat membran asimetris  membraneditandai dengan “kulit” lapisan tipis efektif di atas wilayah substrat sangat berpori dan lebih tebal dari membrane, oleh Sidney Loeb di UCLA dan Srinivasa Sourirajan di National Research Council of Canada, Ottawa. Pada akhir tahun 2001, sekitar 15.200 instalasi desalinasi yang beroperasi atau dalam tahap perencanaan di seluruh dunia.

Aplikasi Teknologi Reverse Osmosis

Hingga kini pengolahan air dengan mengunakan teknologi membran Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik ini telah banyak digunakan / diaplikasikan, diantaranya adalah:

- Pengolahan air asin (air payau) atau air laut menjadi air tawar yang dinamakan desalinasi, yang dapat menghasilkan air bersih bahkan air minum, dimana air bebas dari bakteri.

- Pemurnian Air Minum:  Reverse Osmosis (RO) sudah banyak digunakan di seluruh dunia untuk pemurnian (filter) air kotor menjadi air bersih (air minum) untuk keperluan sehari-hari (rumah tangga).

- Pemurnian Air dan Air Limbah: Di Los Angeles dan kota-kota lain di negara maju juga digunakan teknologi Reverse Osmosis (RO) dalam pemurnian air hujan yang dikumpulkan dari badai yang mengalir untuk irigasi lanskap dan industri pendingin sebagai solusi untuk masalah kekurangan air.

- Industri Makanan: Reverse Osmosis (RO) juga telah digunakan pada industri makanan seperti penelitian pada konsentrasi jus jeruk dan jus tomat, serta dalam industri susu untuk produksi protein whey bubuk dan untuk konsentrasi susu. Dengan menggunakan RO ternyata dapat member keuntungan dalam hal biaya operasi yang rendah.

- Cuci Mobil: Reverse Osmosis (RO) air telah sering digunakan juga dalam mencuci mobil pada bilasan akhir untuk mencegah bercak air pada kendaraan, karena dengan pengolahan air menggunakan teknologi RO ini dapat menghasilkan air murni yang kandungannya mineral rendah.

- Industri Syrup: Di Canada, America Utara Reverse Osmosis (RO) juga digunakan dalam Industri Maple Syrup, yaitu dalam pengolahan nira menjadi syrup (gula cair), dimana nira dipisahkan dari air murninya. Dan hasil dari proses RO inipun adalah produk yang bermutu tinggi.

Dan masih banyak lagi penggunaan teknologi Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik ini yang telah di aplikasikan di seluruh dunia.

Untuk keterangan lebih jelas tentang Pengolahan air dengan Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik silahkan ikuti artikel kami selanjutnya. 
Jika Perusahaan Anda mengalami permasalahan dalam 

pengelolaan limbah kami PT. Mechatronic siap membantu 

mengatasi permasalahan pada Perusahaan anda.

Kami merupakan kontraktor yang telah berpengalaman dan 

profesional.

Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130
Email info@mechatronicgroup.com
Chiller - Hai pembaca General Kontraktor, Kontraktor Elektrikal & Mekanikal, Design System, Maintenance, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Chiller, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Chiller, Artikel Cooling Tower, Artikel general kontraktor jakarta, Artikel jual pompa industri, Artikel water treatment plant, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pengenalan Reverse Osmosis dan Penggunaannya dalam Pengelolaan Air
link : Pengenalan Reverse Osmosis dan Penggunaannya dalam Pengelolaan Air

Baca juga


Chiller

Pengolahan Air dengan Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik

Di artikel sebelumnya dibahas tentang “pengolahan air asin menjadi air tawar (desalinasi)”, artikel kali ini akan membahas tentang pengolahan air bersih dengan teknologi membran Reverse Osmosis (osmosis terbalik), yang dapat digunakan untuk desalinasi (mengolah air asin menjadi tawar), dan juga mengolah air limbah atau air kotor menjadi air bersih. Reverse Osmosis (Osmosis Terbalik) ini memang telah banyak dipakai di beberapa negara seperti Amerika, Jepang, Jerman, Arab, Australia juga di Indonesia tentunya



Pengertian Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik

Reverse Osmosis adalah kebalikan dari Osmosis, dimana osmosis adalah proses alami ketika dua cairan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh sebuah membran semipermiabel, maka cairan memiliki kecenderungan untuk bergerak dari konsetrasi rendah ke zat terlarut dengan konsentrasi tinggi untuk keseimbangan  potensial kimia.  Sedangkan "Reverse Osmosis adalah proses memaksa pelarut dari daerah konsentrasi zat terlarut tinggi melaui membrane semipermiabel ke daerah konsentrasi zat terlarut rendah dengan menerapkan tekanan melebihi tekanan osmotik."

Jadi "pengolahan air dengan ReverseOsmosis (RO) atau Osmosis Terbalik adalah suatu sistem pengolahan air dari air yang mempunyai konsentrasi tinggi melalui membran semipermiabel menjadi air yang mempunyai konsentrasi rendah (encer) dikarenakan adanya tekanan osmosis". Reverse Osmosis ini merupakan metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.

Sekilas Sejarah Pengolahan Air dengan Teknologi Membran Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik.

Proses Osmosis melalui membran semipermiabel pertama kali diamati pada tahun 1748 oleh seorang ilmuwan Perancis bernama Jean Antoine Nollet.  Namun osmosis hanya sebuah fenomena yang diamati di laboratorium selama 200 tahun berikutnya. Hingga pada akhir tahun 1940-an, para peneliti mulai memeriksa cara-cara pengolahan air murni dari air asin (desalinasi), dimana pada tahun 1949, University of California at Los Angeles (UCLA) pertama menyelidiki desalinasi air laut dengan menggunakan membran semipermiabel. Para peniliti dari UCLA dan University of Florida berhasil memproduksi air tawar dari air laut pada pertengan tahun 1950-an, tetapi fluks terlalu rendah untuk komersial. Hingga ditemukannya teknik untuk membuat membran asimetris  membraneditandai dengan “kulit” lapisan tipis efektif di atas wilayah substrat sangat berpori dan lebih tebal dari membrane, oleh Sidney Loeb di UCLA dan Srinivasa Sourirajan di National Research Council of Canada, Ottawa. Pada akhir tahun 2001, sekitar 15.200 instalasi desalinasi yang beroperasi atau dalam tahap perencanaan di seluruh dunia.

Aplikasi Teknologi Reverse Osmosis

Hingga kini pengolahan air dengan mengunakan teknologi membran Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik ini telah banyak digunakan / diaplikasikan, diantaranya adalah:

- Pengolahan air asin (air payau) atau air laut menjadi air tawar yang dinamakan desalinasi, yang dapat menghasilkan air bersih bahkan air minum, dimana air bebas dari bakteri.

- Pemurnian Air Minum:  Reverse Osmosis (RO) sudah banyak digunakan di seluruh dunia untuk pemurnian (filter) air kotor menjadi air bersih (air minum) untuk keperluan sehari-hari (rumah tangga).

- Pemurnian Air dan Air Limbah: Di Los Angeles dan kota-kota lain di negara maju juga digunakan teknologi Reverse Osmosis (RO) dalam pemurnian air hujan yang dikumpulkan dari badai yang mengalir untuk irigasi lanskap dan industri pendingin sebagai solusi untuk masalah kekurangan air.

- Industri Makanan: Reverse Osmosis (RO) juga telah digunakan pada industri makanan seperti penelitian pada konsentrasi jus jeruk dan jus tomat, serta dalam industri susu untuk produksi protein whey bubuk dan untuk konsentrasi susu. Dengan menggunakan RO ternyata dapat member keuntungan dalam hal biaya operasi yang rendah.

- Cuci Mobil: Reverse Osmosis (RO) air telah sering digunakan juga dalam mencuci mobil pada bilasan akhir untuk mencegah bercak air pada kendaraan, karena dengan pengolahan air menggunakan teknologi RO ini dapat menghasilkan air murni yang kandungannya mineral rendah.

- Industri Syrup: Di Canada, America Utara Reverse Osmosis (RO) juga digunakan dalam Industri Maple Syrup, yaitu dalam pengolahan nira menjadi syrup (gula cair), dimana nira dipisahkan dari air murninya. Dan hasil dari proses RO inipun adalah produk yang bermutu tinggi.

Dan masih banyak lagi penggunaan teknologi Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik ini yang telah di aplikasikan di seluruh dunia.

Untuk keterangan lebih jelas tentang Pengolahan air dengan Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik silahkan ikuti artikel kami selanjutnya. 
Jika Perusahaan Anda mengalami permasalahan dalam 

pengelolaan limbah kami PT. Mechatronic siap membantu 

mengatasi permasalahan pada Perusahaan anda.

Kami merupakan kontraktor yang telah berpengalaman dan 

profesional.

Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130
Email info@mechatronicgroup.com

Pengolahan Air Bersih dengan Teknologi Membran

Teknologi Membran dalam Pengolahan Air Bersih

Kali ini akan kita bahas tentang Teknologi Membran dalam pengolahan air bersih. Reverse Osmosis (Osmosa Balik atau Osmosis Terbalik) yang telah dibahas pada artikel kami sebelumnya juga merupakan salah satu teknologi membran.

Teknologi membran memang sudah banyak digunakan di negara-negara maju, termasuk penggunaan teknologi membran dalam pengolahan air bersih, karena teknologi membran merupakan teknologi bersih yang ramah lingkungan (tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan). Teknologi membran dapat mengurangi senyawa organik dan anorganik yang berada dalam air tanpa adanya pengubahan bahan kimia dalam pengoperasiannya.

Proses membran yang dikenal luas dalam proses pengolahan air adalah proses membran berbasis gaya dorong tekanan seperti:
  • Mikrofiltrasi (MF)
  • Ultrafiltrasi (UF)
  • Nanofiltrasi (NF), dan
  • Reverse Osmosis (RO)
  • Proses membran tersebut merupakan tipe atau jenis membran berdasarkan pori membran.


    Keterangan mengenai Jenis Membran yang digunakan dalam pengolahan air bersih, adalah sebagai berikut:


    Dan materi-materi yang dapat dipisahkan oleh ke 4 proses membran tersebut adalah:


    Dikutip dari website resmi Prof. I Gede Wenten, yang merupakan penemu membran dan alumni ITB terbaik 1982, dan pernah juga menjadi pembicara pada "MTFD Conference 2014", bahwa proses membran merupakan pilihan yang tepat untuk produksi air minum dengan kemampuannya untuk merejeksi kontaminan organik dan anorganik yang berasal dari air. Membran telah teruji dalam pengolahan air dengan kapasitas berkisar dari 40-250.000 m3/hari dengan berbagai jenis umpan seperti air sumur dalam, air tanah, air payau, dan air laut.

    Pengembangan teknologi membran yang terus berlanjut dan semakin banyaknya plant yang telah teruji semakin membuktikan bahwa masa depan teknologi pengolahan air adalah teknologi membran. Hal ini didukung pula dengan semakin terjangkaunya harga unit membran selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Saat ini, proses berbasis membran telah dikembangkan pula untuk aplikasi selain pengolahan air, di antaranya penggunaan fuel cell di bidang energy, membran kontaktor, serta membran gas separation.
    Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130
    Email info@mechatronicgroup.com

    Kami akan membantu permasalahan anda dalam instalasi WWTP. 
    Chiller - Hai pembaca General Kontraktor, Kontraktor Elektrikal & Mekanikal, Design System, Maintenance, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Chiller, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Chiller, Artikel general kontraktor jakarta, Artikel kontraktor hydrant, Artikel kontraktor jakarta, Artikel plumbing, Artikel system, Artikel tips, Artikel water treatment plant, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

    Judul : Pengolahan Air Bersih dengan Teknologi Membran
    link : Pengolahan Air Bersih dengan Teknologi Membran

    Baca juga


    Chiller

    Teknologi Membran dalam Pengolahan Air Bersih

    Kali ini akan kita bahas tentang Teknologi Membran dalam pengolahan air bersih. Reverse Osmosis (Osmosa Balik atau Osmosis Terbalik) yang telah dibahas pada artikel kami sebelumnya juga merupakan salah satu teknologi membran.

    Teknologi membran memang sudah banyak digunakan di negara-negara maju, termasuk penggunaan teknologi membran dalam pengolahan air bersih, karena teknologi membran merupakan teknologi bersih yang ramah lingkungan (tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan). Teknologi membran dapat mengurangi senyawa organik dan anorganik yang berada dalam air tanpa adanya pengubahan bahan kimia dalam pengoperasiannya.

    Proses membran yang dikenal luas dalam proses pengolahan air adalah proses membran berbasis gaya dorong tekanan seperti:
  • Mikrofiltrasi (MF)
  • Ultrafiltrasi (UF)
  • Nanofiltrasi (NF), dan
  • Reverse Osmosis (RO)
  • Proses membran tersebut merupakan tipe atau jenis membran berdasarkan pori membran.


    Keterangan mengenai Jenis Membran yang digunakan dalam pengolahan air bersih, adalah sebagai berikut:


    Dan materi-materi yang dapat dipisahkan oleh ke 4 proses membran tersebut adalah:


    Dikutip dari website resmi Prof. I Gede Wenten, yang merupakan penemu membran dan alumni ITB terbaik 1982, dan pernah juga menjadi pembicara pada "MTFD Conference 2014", bahwa proses membran merupakan pilihan yang tepat untuk produksi air minum dengan kemampuannya untuk merejeksi kontaminan organik dan anorganik yang berasal dari air. Membran telah teruji dalam pengolahan air dengan kapasitas berkisar dari 40-250.000 m3/hari dengan berbagai jenis umpan seperti air sumur dalam, air tanah, air payau, dan air laut.

    Pengembangan teknologi membran yang terus berlanjut dan semakin banyaknya plant yang telah teruji semakin membuktikan bahwa masa depan teknologi pengolahan air adalah teknologi membran. Hal ini didukung pula dengan semakin terjangkaunya harga unit membran selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Saat ini, proses berbasis membran telah dikembangkan pula untuk aplikasi selain pengolahan air, di antaranya penggunaan fuel cell di bidang energy, membran kontaktor, serta membran gas separation.
    Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130
    Email info@mechatronicgroup.com

    Kami akan membantu permasalahan anda dalam instalasi WWTP. 

    Kamis, 01 Juni 2017

    Penggunaan WWTP untuk mengolah Air Banjir menjadi Air Bersih

    Teknologi Membran Dapat Mengolah Air Banjir Menjadi Air Bersih

    Masalah air bersih memang masih menjadi masalah yang begitu krusial, pencemaran air terjadi dimana-mana, terutama jika terjadi bencana seperti banjir. Ya, air bersih tentu akan sangat sulit diperoleh di daerah yang terkena banjir. Kebutuhan masyarakat akan air bersih diperkirakan bisa mencapai 60 liter per orang per hari, sedangkan dalam kondisi normal hanya 10 liter per orang per hari.

    Ketika banjir terjadi, sumur gali dan sungai yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber air bersih tentu menjadi keruh dan tercemari oleh air banjir, PAM pun tentu terhenti karena sebagian besar pompa distrubusi air terendam banjir.

    Kondisi banjir memang mengganggu kebutuhan pasokan air bersih, air banjir sendiri tentu tidak baik untuk dipergunakan, terutama untuk dikonsumsi, karena sudah tercemar dan didalamnya mengandung zat-zat berbahaya untuk dikonsumsi. Maka perlu dilakukan pengolahan air banjir untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kala banjir. Dan pengolahan air banjir menjadi air bersih ini dapat dilakukan dengan menggunakan Teknologi membran.


    Penggunaan teknologi membran dalam pengolahan air banjir dilakukan setelah air banjir melewati proses penyaringan kasar terlebih dahulu, yaitu menyaring sampah-sampah dan kotoran kasar lainnya, salah satunya adalah dengan sand filter (filter pasir). Setelah melewati beberapa proses baru dapat di proses dengan menggunakan teknolgi membran. Teknologi membran yang digunakan untuk mengolah air banjir ini adalah Filtrasi Ultra atau Ultra Filtration (UF). Ukuran pori-pori pada membran Ultra Filtration adalah 0,01 Âµm - 0,001 µm, air kotor yang melewati membran Ultra Filtration (UF) ini akan sangat jernih. Protein, pati, antibiotik, silika koloid, gelatin, organik, pewarna, lemak hingga bakteri dapat tersaring oleh membran Ultra Filtration (UF) atau Filtrasi Ultra, air yang dihasilkan dapat dpergunakan untuk masak, mencuci, mandi dan lain sebagainya.

    Air yang telah melewati proses Filtrasi Ultra atau Ultra Filtration disarankan untuk tidak langsung diminum. Apalagi jika air kotornya mengandung garam yang memiliki rasa asin atau payau, maka kandungan garamnya tidak akan berkurang walaupun telah melewati membran Ultra Filtration (UF). Oleh karena itu perlu adanya proses desalinasi untuk mengurangi kadar garamnya yaitu dengan menggunakan Membran Reverse Osmosis yang pori-porinya sangat kecil yaitu 0,0001µm. Dengan pori-porinya yang sangat kecil Membran Reverse Osmosis mampu menyaring ion logam, asam, gula, garam cair, pewarna, resin alami, residual paint, monovalen, BOD, COD. Sehingga air yang dihasilkan pada akhir proses pengolahan air ini adalah air yang layak dan aman untuk dikonsumsi.

    Jadi Teknologi Membran memang solusi yang tepat dalam pengolahan air, termasuk air limbah seperti air banjir (Waste Water Treatment). Dan air banjirpun kini dapat menjadi layak minum setelah diolah dengan Teknologi Membran.

    Anda membutuhkan  instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau WWTP seperti dalam penggunaan Teknologi Membran yang dapat mengolah Air Banjir menjadi Air Bersih?





    Hubungi (021) 5900629 

    atau 085100333130


    Email info@mechatronicgroup.com

    Kami akan membantu permasalahan anda dalam instalasi WWTP. 

    PT Mechatronic Mitra Solusi di dukung dengan tenaga profesional 

    dan peralatan yang memadai.
    Chiller - Hai pembaca General Kontraktor, Kontraktor Elektrikal & Mekanikal, Design System, Maintenance, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Chiller, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Chiller, Artikel Cooling Tower, Artikel general kontraktor jakarta, Artikel jual pompa industri, Artikel pemasangan hydrant, Artikel pompa air, Artikel water treatment plant, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

    Judul : Penggunaan WWTP untuk mengolah Air Banjir menjadi Air Bersih
    link : Penggunaan WWTP untuk mengolah Air Banjir menjadi Air Bersih

    Baca juga


    Chiller

    Teknologi Membran Dapat Mengolah Air Banjir Menjadi Air Bersih

    Masalah air bersih memang masih menjadi masalah yang begitu krusial, pencemaran air terjadi dimana-mana, terutama jika terjadi bencana seperti banjir. Ya, air bersih tentu akan sangat sulit diperoleh di daerah yang terkena banjir. Kebutuhan masyarakat akan air bersih diperkirakan bisa mencapai 60 liter per orang per hari, sedangkan dalam kondisi normal hanya 10 liter per orang per hari.

    Ketika banjir terjadi, sumur gali dan sungai yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber air bersih tentu menjadi keruh dan tercemari oleh air banjir, PAM pun tentu terhenti karena sebagian besar pompa distrubusi air terendam banjir.

    Kondisi banjir memang mengganggu kebutuhan pasokan air bersih, air banjir sendiri tentu tidak baik untuk dipergunakan, terutama untuk dikonsumsi, karena sudah tercemar dan didalamnya mengandung zat-zat berbahaya untuk dikonsumsi. Maka perlu dilakukan pengolahan air banjir untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kala banjir. Dan pengolahan air banjir menjadi air bersih ini dapat dilakukan dengan menggunakan Teknologi membran.


    Penggunaan teknologi membran dalam pengolahan air banjir dilakukan setelah air banjir melewati proses penyaringan kasar terlebih dahulu, yaitu menyaring sampah-sampah dan kotoran kasar lainnya, salah satunya adalah dengan sand filter (filter pasir). Setelah melewati beberapa proses baru dapat di proses dengan menggunakan teknolgi membran. Teknologi membran yang digunakan untuk mengolah air banjir ini adalah Filtrasi Ultra atau Ultra Filtration (UF). Ukuran pori-pori pada membran Ultra Filtration adalah 0,01 Âµm - 0,001 µm, air kotor yang melewati membran Ultra Filtration (UF) ini akan sangat jernih. Protein, pati, antibiotik, silika koloid, gelatin, organik, pewarna, lemak hingga bakteri dapat tersaring oleh membran Ultra Filtration (UF) atau Filtrasi Ultra, air yang dihasilkan dapat dpergunakan untuk masak, mencuci, mandi dan lain sebagainya.

    Air yang telah melewati proses Filtrasi Ultra atau Ultra Filtration disarankan untuk tidak langsung diminum. Apalagi jika air kotornya mengandung garam yang memiliki rasa asin atau payau, maka kandungan garamnya tidak akan berkurang walaupun telah melewati membran Ultra Filtration (UF). Oleh karena itu perlu adanya proses desalinasi untuk mengurangi kadar garamnya yaitu dengan menggunakan Membran Reverse Osmosis yang pori-porinya sangat kecil yaitu 0,0001µm. Dengan pori-porinya yang sangat kecil Membran Reverse Osmosis mampu menyaring ion logam, asam, gula, garam cair, pewarna, resin alami, residual paint, monovalen, BOD, COD. Sehingga air yang dihasilkan pada akhir proses pengolahan air ini adalah air yang layak dan aman untuk dikonsumsi.

    Jadi Teknologi Membran memang solusi yang tepat dalam pengolahan air, termasuk air limbah seperti air banjir (Waste Water Treatment). Dan air banjirpun kini dapat menjadi layak minum setelah diolah dengan Teknologi Membran.

    Anda membutuhkan  instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau WWTP seperti dalam penggunaan Teknologi Membran yang dapat mengolah Air Banjir menjadi Air Bersih?





    Hubungi (021) 5900629 

    atau 085100333130


    Email info@mechatronicgroup.com

    Kami akan membantu permasalahan anda dalam instalasi WWTP. 

    PT Mechatronic Mitra Solusi di dukung dengan tenaga profesional 

    dan peralatan yang memadai.

    SEMUA TENTANG COOLING TOWER


    A. Definisi Cooling Tower
    Secara umum cooling tower dapat dikategorikan sebagai pendingin evaporatif yang digunakan untuk mendinginkan air atau media kerja lainnya sampai bertemperatur mendekati temperatur bola basah udara sekitar. Kegunaan utama dari cooling tower adalah untuk membuang panas yang diserap akibat sirkulasi air sistem pendingin yang digunakan pada pembangkit daya, kilang petroleum, pabrik petrokimia, pabrik pemrosesan gas alam, pabrik makanan, pabrik semikonduktor, dan fasilitas-fasilitas industri lainnya.(www.wikipedia.org, 2002)
    Jika suatu pabrik tidak dilengkapi dengan cooling tower dan hanya menggunakan sirkulasi air pendingin sekali pakai, air pendingin yang telah digunakan dan mengalami kenaikkan temperatur selanjutnya dibuang ke laut, danau atau sungai yang ditentukan. Pembuangan sejumlah air hangat tersebut dapat meningkatkan temperatur sungai atau danau tersebut sehingga dapat merusak ekosistem lokal. Cooling tower dapat digunakan untuk membuang panas ke atmosfir sebagai pengganti angin serta difusi udara yang menyebarkan panas ke area yang lebih luas. Sistem operasi dari cooling tower ditunjukkan pada gambar 1.


    Gambar 1. Sistem operasi cooling tower
    B. Klasifikasi Cooling Tower
    Cooling tower dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal, antara lain:
    1. Menurut metode perpindahan panas
    a. Wet cooling tower (cooling tower basah)
    Pada cooling tower jenis ini, air panas didinginkan sampai pada temperatur yang lebih rendah dari temperatur bola basah udara sekitar, jika udara relatif kering. Seperti udara jenuh yang melewati aliran air, kedua aliran akan relatif sama. Udara, jika tidak jenuh, akan menyerap uap air lebih banyak, meninggalkan sedikit panas pada aliran air.
    b. Dry cooler (pendingin kering)
    Cooling tower ini beroperasi dengan pemindahan panas melewati permukaan yang memisahkan fluida kerja dengan udara ambient. Dengan demikian akan terjadi perpindahan panas konveksi dari fluida kerja, panas yang dipindahkan lebih besar daripada proses penguapan.
    c. Fluid cooler (pendingin fluida)
    Pada cooling tower ini saluran fluida kerja dilewatkan melalui pipa, dimana air hangat dipercikkan dan kipas dihidupkan untuk membuang panas dari air. Perpindahan panas yang dihasilkan lebih mendekati ke cooling tower basah, dengan keuntungan seperti pada pendingin kering yakni melindungi fluida kerja dari lingkungan terbuka.
    2. Menurut metode pembangkitan aliran udara
    a. Natural draft (penggerak udara alami)
    Udara dialirkan dengan memanfaatkan gaya buoyancy melewati cerobong yang tinggi. Udara campuran secara alami meningkat sampai terjadi perbedaan densiti dengan udara kering, pendingin udara luar. Udara campuran panas memiliki densiti yang lebih kecil daripada udara yang lebih kering pada temperatur dan tekanan yang sama. Buoyancy udara campuran tersebut menghasilkan arus udara melewati menara.
    b. Mechanical draft (penggerak udara mekanik),
    Menara draft mekanik memiliki fan yang besar untuk mendorong atau mengalirkan udara melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun diatas permukaan bahan pengisi, yang membantu untuk meningkatkan waktu kontak antara air dan udara. hal ini membantu dalam memaksimalkan perpindahan panas diantara keduanya. Menurut letak kipasnya jenis ini terbagi menjadi dua, antara lain:
    1. Induced draft
    Kipas pada cooling tower ini berada di bagian keluaran yang menghisap udara melintasi menara. Hal ini menghasilkan kecepatan udara masukan rendah dan kecepatan udara keluaran yang tinggi, sehingga mengurangi kemungkinan resirkulasi udara.
    2. Forced draft
    Pada cooling tower ini kipas terletak pada bagian masukan tower, sehingga menyebabkan kecepatan udara yang tinggi pada bagian masukan dan kecepatan yang rendah pada bagian keluaran. Kecepatan yang rendah pada bagian keluaran menyebabkan lebih mudah terjadi resirkulasi udara. Kerugian lainnya desain penggerak paksa membutuhkan daya motor yang lebih tinggi daripada desain kipas pada tipe induced draft. Keuntungan penggerak paksa adalah kemampuannya dalam bekerja pada tekanan statik yang tinggi.
    3. Menurut arah aliran udara terhadap aliran air
    a. Aliran crossflow
    Pada tipe ini, aliran udara bergerak memotong secara tegak lurus terhadap aliran air pada bahan pengisi. Kemudian udara melintasi menara melalui bagian keluaran udara akibat gaya tarik dari fan yang berputar. Gambar 2 menunjukkan desain tipe cooling tower dengan aliran crossflow.

    Gambar 2. Cooling tower tipe aliran crossflow
    b. Aliran counterflow
    Pada tipe ini, aliran udara pada saat melewati bahan pengisi (fill material) sejajar dengan aliran air dengan arah yang berlawanan. Gambar 3 menunjukkan desain tipe cooling tower dengan aliran counterflow.

    Gambar 3. Cooling tower tipe aliran counterflow
    C. Komponen Cooling Tower
    Komponen dasar sebuah cooling tower meliputi rangka dan wadah, bahan pengisi, kolam air dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara, louver, nosel dan fan.
    • Rangka dan wadah
    Menara memiliki rangka berstruktur yang menunjang tutup luar (wadah/casing), motor, fan, dan komponen lainnya.
    • Bahan Pengisi
    Hampir seluruh menara menggunakan bahan pengisi (terbuat dari plastik atau kayu) untuk memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak udara dan air. Terdapat dua jenis bahan pengisi:
    1. Bahan pengisi berbentuk percikan/Splash fill
    Air jatuh diatas lapisan yang berurut dari batang pemercik horisontal, secara terus menerus pecah menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi permukaan bahan pengisi. Bahan pengisi percikan dari plastik memberikan perpindahan panas yang lebih baik daripada bahan pengisi percikan dari kayu.
    2. Bahan pengisi berbentuk film
    Terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang berdekatan dimana diatasnya terdapat semprotan air, membentuk lapisan film yang tipis dan melakukan kontak dengan udara. Permukaannya dapat berbentuk datar, bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama dalam volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash.

    Gambar 4. Bahan pengisi berbentuk film
    • Kolam air dingin
    Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah menara, dan menerima air dingin yang mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi. Kolam biasanya memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air dingin.
    • Drift eliminator
    Alat ini berfungsi untuk menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam aliran udara supaya tidak hilang ke atmosfir. Saat ini hampir kebanyakan spesifikasi pengguna akhir mengasumsikan kehilangan karena kerugian ini sebesar 0,02%. (www.energyefficiencyasia.org, 2004)

    Gambar 5. Drift eliminator
    • Saluran udara masuk
    Merupakan titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran masuk bisa berada pada seluruh sisi menara (desain aliran crossflow) atau berada di bagian bawah menara (desain aliran counterflow).
    • Louver
    Pada umumnya, menara dengan aliran crossflow memiliki saluran masuk louver. Kegunaan louver adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan pengisi dan menahan air dalam menara. Material yang sering digunakan untuk louver adalah asbes. Beberapa desain untuk menara aliran counterflow tidak memerlukan louver.

    Gambar 6. Louver
    • Nosel
    Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi. Distribusi air yang seragam pada puncak bahan pengisi adalah penting untuk mendapatkan pembasahan yang benar dari seluruh permukaan bahan pengisi. Nosel dapat dipasang dan menyemprot dengan pola bundar atau segi empat, atau dapat menjadi bagian dari rakitan yang berputar seperti pada menara dengan beberapa potongan lintang yang memutar.

    Gambar 7. Nosel
    • Fan
    Fan aksial (jenis baling-baling) dan sentrifugal keduanya digunakan dalam menara. Umumnya fan dengan baling-baling/propeller digunakan pada menara induced draft dan baik fan propeller dan sentrifugal dua-duanya ditemukan dalam menara forced draft. Tergantung pada ukurannya, jenis fan propeller yang digunakan sudah dipasang tetap atau dengan dapat dirubah-rubah/ diatur. Sebuah fan dengan baling-baling yang dapat diatur tidak secara otomatis dapat digunakan diatas range yang cukup luas sebab fan dapat disesuaikan untuk mengirim aliran udara yang dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Baling-baling yang dapat diatur secara otomatis dapat beragam aliran udaranya dalam rangka merespon perubahan kondisi beban. (www.spxcooling.com, 2006)

    Gambar 8. Fan aksial
    D. Analisa Performansi Cooling Tower
    Performansi cooling tower dievaluasi untuk mengetahui tingkat approach dan range yang terjadi terhadap nilai desain, mengidentifikasi area terjadinya pemborosan energi dan memberikan saran perbaikan. Untuk mengukur performansi maka perlu diketahui beberapa parameter operasional cooling
    tower,antara lain:
    • Suhu udara wet bulb (Twb)
    • Suhu udara dry bulb (Tdb)
    • Suhu air masuk menara pendingin (Tw,in)
    • Suhu air keluar menara pendingin (Tw,out)
    • Suhu udara keluar (Ta,out)
    • Laju aliran massa air (L)
    • Laju aliran massa udara (G)
    Sedangkan performansi dari cooling tower yang ditinjau antara lain:
    a) Range
    Merupakan beda antara suhu air masuk dan keluar cooling tower. Range yang tinggi menunjukkan bahwa cooling tower mampu menurunkan suhu air secara efektif, dan kinerjanya bagus. Secara matematis nilai range dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (1) sebagai berikut:

    Range (°C) = Tw,in – Tw,out (1)
    b) Approach
    Merupakan beda antara suhu air dingin keluar cooling tower dan suhu wet bulb ambien. Semakin rendah approach semakin baik kinerja cooling tower. Approach merupakan indikator yang lebih baik untuk kinerja cooling tower. Persamaan (2) digunakan untuk mengetahui nilai approach yang dapat dicapai oleh cooling tower.

    Approach (°C) = Tw,out – Twb (2)
    c) Efisiensi Termal ()
    Merupakan perbandingan antara range dan range ideal (dalam persentase), yaitu perbedaan antara suhu masuk air pendingin dan suhu wet bulb ambien, atau dengan kata lain:

    (3)
    d) Kapasitas Pendinginan (Qw)
    Merupakan jumlah panas yang dibuang dari air, sebagai hasil dari kecepatan aliran masa air, panas spesifik (cpw) dan perbedaan suhu.

    Qw (kW) = (4)
    e) Rugi Penguapan (E)
    Merupakan jumlah air yang diuapkan agar terjadi pendinginan. Jumlah air yang menguap dipengaruhi oleh panas laten air (hfg) itu sendiri:

    E (kg/s) = (5)
    E (m3/jam) = x vf x 3600 (6)
    f) Rugi Blowdown (B)
    Rugi blowdown adalah kerugian yang diakibatkan oleh pembuangan sejumlah air sirkulasi untuk mencegah terjadinya konsentrasi larutan atau zat-zat lain pada air sirkulasi. Akibat konsentrasi larutan tersebut, maka larutan akan menjadi gumpalan-guimpalan yang dapat menyumbat saluran air sirkulasi, sehingga proses sirkulasi air terganggu. Besar nilai blowdown yang dibutuhkan bergantung pada range pendinginan yang dihasilkan dan komposisi zat-zat yang ada pada air make-up (suplai air pengganti). Tabel 1 menunjukkan nilai persentase blowdown menurut nilai konsentrasi air dan range pendinginan yang terjadi.

    Tabel 1. Persentase blowdown (Marley Corp.)
    g) Drift Loss (D)
    Yaitu kerugian massa air akibat terbawa aliran udara yang melintasi cooling tower. Jumlah drift loss terjadi relatif dan dapat diperkecil dengan penggunaan drift eliminators pada cooling tower. Berikut nilai persentase untuk drift loss yang dapat dipakai saat informasi nilai persentase drift loss yang direkomendasikan dari pabrikan tidak diketahui.

    D = 0.3 – 1.0 persen dari L untuk cooling tower penggerak udara alami (natural draft) tanpa drift eliminators
    D = 0.1 – 0.3 persen dari L untuk induced draft cooling tower tanpa drift eliminators
    D = sekitar 0.005 persen dari L (atau kurang) jika cooling tower dilengkapi
    dengan drift eliminators.
    h) Laju Aliran Air Pengganti (Make-up)
    Merupakan suplai air pengganti akibat kerugian air untuk terjadinya proses pendinginan. Laju aliran air make-up minimum yang diperlukan merupakan
    jumlah akumulasi total kerugian yang terjadi.
    Make-up = B + D + E (7)
    i) Perbandingan Cair/Gas (L/G)
    Perbandingan L/G menara pendingin merupakan perbandingan antara laju aliran massa air dan udara. Menara pendingin memiliki nilai desain tertentu, namun variasi karena musim memerlukan pengaturan dan perubahan laju aliran air dan udara untuk mendapatkan efektivitas terbaik menara pendingin. Aturan termodinamika menyatakan bahwa panas yang dibuang dari air sama dengan panas yang diserap oleh udara sekitarnya. Oleh karena itu persamaan berikut dapat digunakan:

    L.cp,w(Tw,in – Tw,out) = G(ha,out – ha,in) (8)
    (9)
    Dimana:
    ha,out = entalpi udara keluaran (kJ/kg)
    ha,in = entalpi udara masukan (kJ/kg


    Kami merupakan kontraktor yang telah berpengalaman dan profesional.

    Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130
    Email info@mechatronicgroup.com
    Chiller - Hai pembaca General Kontraktor, Kontraktor Elektrikal & Mekanikal, Design System, Maintenance, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Chiller, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Chiller, Artikel Cooling Tower, Artikel general kontraktor jakarta, Artikel instalasi lift, Artikel jual pompa industri, Artikel pemasangan hydrant, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

    Judul : SEMUA TENTANG COOLING TOWER
    link : SEMUA TENTANG COOLING TOWER

    Baca juga


    Chiller


    A. Definisi Cooling Tower
    Secara umum cooling tower dapat dikategorikan sebagai pendingin evaporatif yang digunakan untuk mendinginkan air atau media kerja lainnya sampai bertemperatur mendekati temperatur bola basah udara sekitar. Kegunaan utama dari cooling tower adalah untuk membuang panas yang diserap akibat sirkulasi air sistem pendingin yang digunakan pada pembangkit daya, kilang petroleum, pabrik petrokimia, pabrik pemrosesan gas alam, pabrik makanan, pabrik semikonduktor, dan fasilitas-fasilitas industri lainnya.(www.wikipedia.org, 2002)
    Jika suatu pabrik tidak dilengkapi dengan cooling tower dan hanya menggunakan sirkulasi air pendingin sekali pakai, air pendingin yang telah digunakan dan mengalami kenaikkan temperatur selanjutnya dibuang ke laut, danau atau sungai yang ditentukan. Pembuangan sejumlah air hangat tersebut dapat meningkatkan temperatur sungai atau danau tersebut sehingga dapat merusak ekosistem lokal. Cooling tower dapat digunakan untuk membuang panas ke atmosfir sebagai pengganti angin serta difusi udara yang menyebarkan panas ke area yang lebih luas. Sistem operasi dari cooling tower ditunjukkan pada gambar 1.


    Gambar 1. Sistem operasi cooling tower
    B. Klasifikasi Cooling Tower
    Cooling tower dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal, antara lain:
    1. Menurut metode perpindahan panas
    a. Wet cooling tower (cooling tower basah)
    Pada cooling tower jenis ini, air panas didinginkan sampai pada temperatur yang lebih rendah dari temperatur bola basah udara sekitar, jika udara relatif kering. Seperti udara jenuh yang melewati aliran air, kedua aliran akan relatif sama. Udara, jika tidak jenuh, akan menyerap uap air lebih banyak, meninggalkan sedikit panas pada aliran air.
    b. Dry cooler (pendingin kering)
    Cooling tower ini beroperasi dengan pemindahan panas melewati permukaan yang memisahkan fluida kerja dengan udara ambient. Dengan demikian akan terjadi perpindahan panas konveksi dari fluida kerja, panas yang dipindahkan lebih besar daripada proses penguapan.
    c. Fluid cooler (pendingin fluida)
    Pada cooling tower ini saluran fluida kerja dilewatkan melalui pipa, dimana air hangat dipercikkan dan kipas dihidupkan untuk membuang panas dari air. Perpindahan panas yang dihasilkan lebih mendekati ke cooling tower basah, dengan keuntungan seperti pada pendingin kering yakni melindungi fluida kerja dari lingkungan terbuka.
    2. Menurut metode pembangkitan aliran udara
    a. Natural draft (penggerak udara alami)
    Udara dialirkan dengan memanfaatkan gaya buoyancy melewati cerobong yang tinggi. Udara campuran secara alami meningkat sampai terjadi perbedaan densiti dengan udara kering, pendingin udara luar. Udara campuran panas memiliki densiti yang lebih kecil daripada udara yang lebih kering pada temperatur dan tekanan yang sama. Buoyancy udara campuran tersebut menghasilkan arus udara melewati menara.
    b. Mechanical draft (penggerak udara mekanik),
    Menara draft mekanik memiliki fan yang besar untuk mendorong atau mengalirkan udara melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun diatas permukaan bahan pengisi, yang membantu untuk meningkatkan waktu kontak antara air dan udara. hal ini membantu dalam memaksimalkan perpindahan panas diantara keduanya. Menurut letak kipasnya jenis ini terbagi menjadi dua, antara lain:
    1. Induced draft
    Kipas pada cooling tower ini berada di bagian keluaran yang menghisap udara melintasi menara. Hal ini menghasilkan kecepatan udara masukan rendah dan kecepatan udara keluaran yang tinggi, sehingga mengurangi kemungkinan resirkulasi udara.
    2. Forced draft
    Pada cooling tower ini kipas terletak pada bagian masukan tower, sehingga menyebabkan kecepatan udara yang tinggi pada bagian masukan dan kecepatan yang rendah pada bagian keluaran. Kecepatan yang rendah pada bagian keluaran menyebabkan lebih mudah terjadi resirkulasi udara. Kerugian lainnya desain penggerak paksa membutuhkan daya motor yang lebih tinggi daripada desain kipas pada tipe induced draft. Keuntungan penggerak paksa adalah kemampuannya dalam bekerja pada tekanan statik yang tinggi.
    3. Menurut arah aliran udara terhadap aliran air
    a. Aliran crossflow
    Pada tipe ini, aliran udara bergerak memotong secara tegak lurus terhadap aliran air pada bahan pengisi. Kemudian udara melintasi menara melalui bagian keluaran udara akibat gaya tarik dari fan yang berputar. Gambar 2 menunjukkan desain tipe cooling tower dengan aliran crossflow.

    Gambar 2. Cooling tower tipe aliran crossflow
    b. Aliran counterflow
    Pada tipe ini, aliran udara pada saat melewati bahan pengisi (fill material) sejajar dengan aliran air dengan arah yang berlawanan. Gambar 3 menunjukkan desain tipe cooling tower dengan aliran counterflow.

    Gambar 3. Cooling tower tipe aliran counterflow
    C. Komponen Cooling Tower
    Komponen dasar sebuah cooling tower meliputi rangka dan wadah, bahan pengisi, kolam air dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara, louver, nosel dan fan.
    • Rangka dan wadah
    Menara memiliki rangka berstruktur yang menunjang tutup luar (wadah/casing), motor, fan, dan komponen lainnya.
    • Bahan Pengisi
    Hampir seluruh menara menggunakan bahan pengisi (terbuat dari plastik atau kayu) untuk memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak udara dan air. Terdapat dua jenis bahan pengisi:
    1. Bahan pengisi berbentuk percikan/Splash fill
    Air jatuh diatas lapisan yang berurut dari batang pemercik horisontal, secara terus menerus pecah menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi permukaan bahan pengisi. Bahan pengisi percikan dari plastik memberikan perpindahan panas yang lebih baik daripada bahan pengisi percikan dari kayu.
    2. Bahan pengisi berbentuk film
    Terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang berdekatan dimana diatasnya terdapat semprotan air, membentuk lapisan film yang tipis dan melakukan kontak dengan udara. Permukaannya dapat berbentuk datar, bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama dalam volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash.

    Gambar 4. Bahan pengisi berbentuk film
    • Kolam air dingin
    Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah menara, dan menerima air dingin yang mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi. Kolam biasanya memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air dingin.
    • Drift eliminator
    Alat ini berfungsi untuk menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam aliran udara supaya tidak hilang ke atmosfir. Saat ini hampir kebanyakan spesifikasi pengguna akhir mengasumsikan kehilangan karena kerugian ini sebesar 0,02%. (www.energyefficiencyasia.org, 2004)

    Gambar 5. Drift eliminator
    • Saluran udara masuk
    Merupakan titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran masuk bisa berada pada seluruh sisi menara (desain aliran crossflow) atau berada di bagian bawah menara (desain aliran counterflow).
    • Louver
    Pada umumnya, menara dengan aliran crossflow memiliki saluran masuk louver. Kegunaan louver adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan pengisi dan menahan air dalam menara. Material yang sering digunakan untuk louver adalah asbes. Beberapa desain untuk menara aliran counterflow tidak memerlukan louver.

    Gambar 6. Louver
    • Nosel
    Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi. Distribusi air yang seragam pada puncak bahan pengisi adalah penting untuk mendapatkan pembasahan yang benar dari seluruh permukaan bahan pengisi. Nosel dapat dipasang dan menyemprot dengan pola bundar atau segi empat, atau dapat menjadi bagian dari rakitan yang berputar seperti pada menara dengan beberapa potongan lintang yang memutar.

    Gambar 7. Nosel
    • Fan
    Fan aksial (jenis baling-baling) dan sentrifugal keduanya digunakan dalam menara. Umumnya fan dengan baling-baling/propeller digunakan pada menara induced draft dan baik fan propeller dan sentrifugal dua-duanya ditemukan dalam menara forced draft. Tergantung pada ukurannya, jenis fan propeller yang digunakan sudah dipasang tetap atau dengan dapat dirubah-rubah/ diatur. Sebuah fan dengan baling-baling yang dapat diatur tidak secara otomatis dapat digunakan diatas range yang cukup luas sebab fan dapat disesuaikan untuk mengirim aliran udara yang dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Baling-baling yang dapat diatur secara otomatis dapat beragam aliran udaranya dalam rangka merespon perubahan kondisi beban. (www.spxcooling.com, 2006)

    Gambar 8. Fan aksial
    D. Analisa Performansi Cooling Tower
    Performansi cooling tower dievaluasi untuk mengetahui tingkat approach dan range yang terjadi terhadap nilai desain, mengidentifikasi area terjadinya pemborosan energi dan memberikan saran perbaikan. Untuk mengukur performansi maka perlu diketahui beberapa parameter operasional cooling
    tower,antara lain:
    • Suhu udara wet bulb (Twb)
    • Suhu udara dry bulb (Tdb)
    • Suhu air masuk menara pendingin (Tw,in)
    • Suhu air keluar menara pendingin (Tw,out)
    • Suhu udara keluar (Ta,out)
    • Laju aliran massa air (L)
    • Laju aliran massa udara (G)
    Sedangkan performansi dari cooling tower yang ditinjau antara lain:
    a) Range
    Merupakan beda antara suhu air masuk dan keluar cooling tower. Range yang tinggi menunjukkan bahwa cooling tower mampu menurunkan suhu air secara efektif, dan kinerjanya bagus. Secara matematis nilai range dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (1) sebagai berikut:

    Range (°C) = Tw,in – Tw,out (1)
    b) Approach
    Merupakan beda antara suhu air dingin keluar cooling tower dan suhu wet bulb ambien. Semakin rendah approach semakin baik kinerja cooling tower. Approach merupakan indikator yang lebih baik untuk kinerja cooling tower. Persamaan (2) digunakan untuk mengetahui nilai approach yang dapat dicapai oleh cooling tower.

    Approach (°C) = Tw,out – Twb (2)
    c) Efisiensi Termal ()
    Merupakan perbandingan antara range dan range ideal (dalam persentase), yaitu perbedaan antara suhu masuk air pendingin dan suhu wet bulb ambien, atau dengan kata lain:

    (3)
    d) Kapasitas Pendinginan (Qw)
    Merupakan jumlah panas yang dibuang dari air, sebagai hasil dari kecepatan aliran masa air, panas spesifik (cpw) dan perbedaan suhu.

    Qw (kW) = (4)
    e) Rugi Penguapan (E)
    Merupakan jumlah air yang diuapkan agar terjadi pendinginan. Jumlah air yang menguap dipengaruhi oleh panas laten air (hfg) itu sendiri:

    E (kg/s) = (5)
    E (m3/jam) = x vf x 3600 (6)
    f) Rugi Blowdown (B)
    Rugi blowdown adalah kerugian yang diakibatkan oleh pembuangan sejumlah air sirkulasi untuk mencegah terjadinya konsentrasi larutan atau zat-zat lain pada air sirkulasi. Akibat konsentrasi larutan tersebut, maka larutan akan menjadi gumpalan-guimpalan yang dapat menyumbat saluran air sirkulasi, sehingga proses sirkulasi air terganggu. Besar nilai blowdown yang dibutuhkan bergantung pada range pendinginan yang dihasilkan dan komposisi zat-zat yang ada pada air make-up (suplai air pengganti). Tabel 1 menunjukkan nilai persentase blowdown menurut nilai konsentrasi air dan range pendinginan yang terjadi.

    Tabel 1. Persentase blowdown (Marley Corp.)
    g) Drift Loss (D)
    Yaitu kerugian massa air akibat terbawa aliran udara yang melintasi cooling tower. Jumlah drift loss terjadi relatif dan dapat diperkecil dengan penggunaan drift eliminators pada cooling tower. Berikut nilai persentase untuk drift loss yang dapat dipakai saat informasi nilai persentase drift loss yang direkomendasikan dari pabrikan tidak diketahui.

    D = 0.3 – 1.0 persen dari L untuk cooling tower penggerak udara alami (natural draft) tanpa drift eliminators
    D = 0.1 – 0.3 persen dari L untuk induced draft cooling tower tanpa drift eliminators
    D = sekitar 0.005 persen dari L (atau kurang) jika cooling tower dilengkapi
    dengan drift eliminators.
    h) Laju Aliran Air Pengganti (Make-up)
    Merupakan suplai air pengganti akibat kerugian air untuk terjadinya proses pendinginan. Laju aliran air make-up minimum yang diperlukan merupakan
    jumlah akumulasi total kerugian yang terjadi.
    Make-up = B + D + E (7)
    i) Perbandingan Cair/Gas (L/G)
    Perbandingan L/G menara pendingin merupakan perbandingan antara laju aliran massa air dan udara. Menara pendingin memiliki nilai desain tertentu, namun variasi karena musim memerlukan pengaturan dan perubahan laju aliran air dan udara untuk mendapatkan efektivitas terbaik menara pendingin. Aturan termodinamika menyatakan bahwa panas yang dibuang dari air sama dengan panas yang diserap oleh udara sekitarnya. Oleh karena itu persamaan berikut dapat digunakan:

    L.cp,w(Tw,in – Tw,out) = G(ha,out – ha,in) (8)
    (9)
    Dimana:
    ha,out = entalpi udara keluaran (kJ/kg)
    ha,in = entalpi udara masukan (kJ/kg


    Kami merupakan kontraktor yang telah berpengalaman dan profesional.

    Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130
    Email info@mechatronicgroup.com

    Pengenalan Cooling Tower dan Fungsinya

    Cooling Tower atau menara pendingin sering atau banyak kita jumpai di Pabrik-pabrik, mall atau sejenisnya. Cooling Tower Salah satu komponen utama pada AC sentral selain chiller, AHU, dan ducting adalah cooling tower atau menara pendingin.Apakah fungsi cooling tower, cara kerja, dan jenis-jenisnya? Di uraian singkat berikut dijelaskan mengenai cooling tower.

    Fungsi Cooling Tower adalah sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas. Berikut gambar Cooling tower dengan sistem kerjanya:


    Proses pendinginan air dengan cooling tower
    Jenis-jenis Cooling Tower

    1. Menara Pendingin Forced Draft

    Prinsip kerjanya adalah udara dihembuskan ke menara oleh sebuah fan yang terletak pada saluran udara masuk sehingga terjadi kontak langsung dengan air yang jatuh, berikut gambarnya:


    Cooling Tower Forced Draft
    2. Cooling tower induced draft dengan aliran berlawanan 

    Prinsip kerjanya :


    • Air masuk pada puncak dan melewati bahan pengisi (filler)
    • Udara masuk dari salah satu sisi (menara aliran tunggal) atau  pada sisi yang berlawanan (menara aliran ganda)
    • Fan mengalirkan udara melintasi bahan pengisi menuju saluran keluar pada puncak menara 


    berikut gambarnya:


    Cooling Tower induced draft dengan aliran berlawanan
    3. Cooling Tower induced draft dengan aliran melintang

    Prinsip kerjanya :



    •    Air panas masuk pada puncak menara, melalui bahan pengisi (filler)
    •    Udara masuk dari samping menara melewati filler, sehingga  terjadi kontak langsung dengan air (pendinginan) dan keluar menuju puncak 
    Berikut gambarnya :

    Cooling Tower induced draft dengan aliran melintang
    Mengapa Perlu ada Cooling tower ?

    Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk system AC sentral dengan system kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi(perubahan tekanan) dan evaporasi. Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup yang menggunakan media berupa refrigerant yang mengalir dalam system pemipaan yang terhubung dari satu komponen ke komponen lainnya. Untuk mendinginkan refrigran, Kondensor menggunakan air sebagai media untuk proses pendinginannya. Uap refrigeran panas mengalir dalam pipa yang berada di dalam tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigeran panas berubah fase dari fase gas menjadi cair, yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju alat ekspansi (perubah tekanan) , sementara air yang keluar dari kondensor memiliki temperatur yang lebih tinggi. Karena air ini akan digunakan lagi untuk proses pendinginan kondensor maka temperaturnya harus diturunkan kembali atau didinginkan pada cooling tower.

    Langkah kerja Cooling Tower 

    Berikut adalah step by step kerj Cooling Tower:

    Langkah pertama adalah memompa air panas dari kondensor menuju menara cooling tower melalui system pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak nozzle untuk tahap spraying atau semburan.
     Air panas yang keluar dari nozzle (spray) secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh.fan/blower yang terpasang pada cooling tower. 
    Kemudaian air yang sudah mengalami penurunan temperature ditampung dalam bak/basin untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor yang berada di dalam chiller. 
    Pada cooling tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative dan blowdown.
    Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range” dan “approach”, dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach adalah selisih antara suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar. 
    Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh. Ada dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial antara air dan udara. Suhu pengembunan yang rendah pada cooling tower membuat sistem ini lebih hemat energi jika digunakan untuk system refrigerasi pada skala besar seperti chiller. 

    Semoga bermanfaat ...

    Kami merupakan kontraktor yang telah berpengalaman dan profesional.

    Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130
    Email info@mechatronicgroup.com
    Chiller - Hai pembaca General Kontraktor, Kontraktor Elektrikal & Mekanikal, Design System, Maintenance, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Chiller, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Chiller, Artikel cooling tower, Artikel general kontraktor jakarta, Artikel instalasi hydrant, Artikel instalasi lift, Artikel jual pompa benam, Artikel pemasangan hydrant, Artikel water pressure reducing, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

    Judul : Pengenalan Cooling Tower dan Fungsinya
    link : Pengenalan Cooling Tower dan Fungsinya

    Baca juga


    Chiller

    Cooling Tower atau menara pendingin sering atau banyak kita jumpai di Pabrik-pabrik, mall atau sejenisnya. Cooling Tower Salah satu komponen utama pada AC sentral selain chiller, AHU, dan ducting adalah cooling tower atau menara pendingin.Apakah fungsi cooling tower, cara kerja, dan jenis-jenisnya? Di uraian singkat berikut dijelaskan mengenai cooling tower.

    Fungsi Cooling Tower adalah sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas. Berikut gambar Cooling tower dengan sistem kerjanya:


    Proses pendinginan air dengan cooling tower
    Jenis-jenis Cooling Tower

    1. Menara Pendingin Forced Draft

    Prinsip kerjanya adalah udara dihembuskan ke menara oleh sebuah fan yang terletak pada saluran udara masuk sehingga terjadi kontak langsung dengan air yang jatuh, berikut gambarnya:


    Cooling Tower Forced Draft
    2. Cooling tower induced draft dengan aliran berlawanan 

    Prinsip kerjanya :


    • Air masuk pada puncak dan melewati bahan pengisi (filler)
    • Udara masuk dari salah satu sisi (menara aliran tunggal) atau  pada sisi yang berlawanan (menara aliran ganda)
    • Fan mengalirkan udara melintasi bahan pengisi menuju saluran keluar pada puncak menara 


    berikut gambarnya:


    Cooling Tower induced draft dengan aliran berlawanan
    3. Cooling Tower induced draft dengan aliran melintang

    Prinsip kerjanya :



    •    Air panas masuk pada puncak menara, melalui bahan pengisi (filler)
    •    Udara masuk dari samping menara melewati filler, sehingga  terjadi kontak langsung dengan air (pendinginan) dan keluar menuju puncak 
    Berikut gambarnya :

    Cooling Tower induced draft dengan aliran melintang
    Mengapa Perlu ada Cooling tower ?

    Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk system AC sentral dengan system kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi(perubahan tekanan) dan evaporasi. Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup yang menggunakan media berupa refrigerant yang mengalir dalam system pemipaan yang terhubung dari satu komponen ke komponen lainnya. Untuk mendinginkan refrigran, Kondensor menggunakan air sebagai media untuk proses pendinginannya. Uap refrigeran panas mengalir dalam pipa yang berada di dalam tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigeran panas berubah fase dari fase gas menjadi cair, yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju alat ekspansi (perubah tekanan) , sementara air yang keluar dari kondensor memiliki temperatur yang lebih tinggi. Karena air ini akan digunakan lagi untuk proses pendinginan kondensor maka temperaturnya harus diturunkan kembali atau didinginkan pada cooling tower.

    Langkah kerja Cooling Tower 

    Berikut adalah step by step kerj Cooling Tower:

    Langkah pertama adalah memompa air panas dari kondensor menuju menara cooling tower melalui system pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak nozzle untuk tahap spraying atau semburan.
     Air panas yang keluar dari nozzle (spray) secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh.fan/blower yang terpasang pada cooling tower. 
    Kemudaian air yang sudah mengalami penurunan temperature ditampung dalam bak/basin untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor yang berada di dalam chiller. 
    Pada cooling tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative dan blowdown.
    Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range” dan “approach”, dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach adalah selisih antara suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar. 
    Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh. Ada dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial antara air dan udara. Suhu pengembunan yang rendah pada cooling tower membuat sistem ini lebih hemat energi jika digunakan untuk system refrigerasi pada skala besar seperti chiller. 

    Semoga bermanfaat ...

    Kami merupakan kontraktor yang telah berpengalaman dan profesional.

    Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130
    Email info@mechatronicgroup.com

    Minggu, 28 Mei 2017

    Teknik Pendinginan

    Teknik Pendingin

    Materi Singkat Teknik Pendingin
    Pada awalnya untuk pengawetan makanan digunakan es atau salju sejak 1000 tahun sebelum masehi. Pada tahun 1850 mulai dipakai mesin pendingin yang memakai kompressor dengan bahan pendingin udara. Kemudian dipakai bahan pendingin amonia, keburukannya beracun, sampai akhirnya di temukan bahan pendingin freon yang lebih aman dan digunakan sampai sekarang.

    1.2 Jenis dan Tipe Mesin pendingin
    Jenis dan tipe mesin pendingin disesuaikan dengan kegunaan dan daya yang dimilikinya. Misalnya AC untuk kantor-kantor besar berbeda dengan AC untuk rumah tangga. Begitu juga untuk jenis kulkas.Karena di pasaran sudah tersedia berbagai jenis dan tipe mesin pendingin.

    1.2.1 Jenis-jenis Mesin Pendingin
    Dari berbagai mesin pendingin yang ada, serta ditinjau dari segi kegunaan dan fungsinya, yang umum kita kenal ada 4 macam mesin pendingin, antara lain :
    1.2.1.1 Refrigerant
    Jenis ini lebih dikenal dengan sebutan kulkas atau lemari es. Tipe dan kapasitasnya bermacam-macam, dan umumnya digunakan untuk rumah tangga. Fungsinya untuk mendinginkan minuman, mengawetkan bahan makanan, menhasilkan es. Suhu untuk lemari es dipertahankan 3o -100 C
    1.2.1.2 Freezer
    Jenis yang satu ini tidak berbeda dengan kulkas, hanya saja kapasitas lebih besar, dan suhunya lebih rendah.
    1.2.1.3 Air Conditioner (AC)
    Manusia selalu berusaha untuk membuat keadaan disekelilingnya menjadi lebih baik dan suasana lebih nyaman. Air Conditioner adalah salah satu yang dapat memenuhi kebutuhan itu. Dengan membuat keadaan menjadi lebih sejuk. Sesuai dengan namanya air conditioner berarti pengatur udara diperlukan sekurangnya 3 peraturan
    a. Suhu udara
    Adalah derajat panas atau dingin dari udara yang diukur dengan thermo-meter. Udara harus didinginkan untuk membuat suhu di dalam ruangan menjadi sejuk. Suhu kamar yang sejuk dan nyaman adalah 240 – 270 C
    b. Kelembaban
    Untuk mendapatkan udara yang sejuk dan nyaman di dalam ruangan, kita harus mengatur kelembaban udara dengan mengambil uap air dari udara atau menambahkan uap air pada udara yang mengalir di dalam ruangan. Jumlah uap air di dalam udara dinyatakan dengan %. Jadi AC selain dapat menyejukkan udara juga dapat membersihkan udara yang ada dalam ruangan. AC rumah tangga dapat dioperasikan dengan listrik satu phase pada 110 Volt atau 220 Volt. Kapasitas mulai 4.000 s/d 25.000 BTU/h.
    1.2.1.4 Kipas Angin
    Walaupun pada dasarnya peralatan yang satu ini tidak menghasilkan udara atau suhu yang dingin sebagaimana kulkas atau AC, tetapi putaran dan sistem kerjanya mirip dengan kerja dari kedua peralatan diatas.
    Chiller - Hai pembaca General Kontraktor, Kontraktor Elektrikal & Mekanikal, Design System, Maintenance, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Chiller, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Chiller, Artikel cooling tower, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

    Judul : Teknik Pendinginan
    link : Teknik Pendinginan

    Baca juga


    Chiller

    Teknik Pendingin

    Materi Singkat Teknik Pendingin
    Pada awalnya untuk pengawetan makanan digunakan es atau salju sejak 1000 tahun sebelum masehi. Pada tahun 1850 mulai dipakai mesin pendingin yang memakai kompressor dengan bahan pendingin udara. Kemudian dipakai bahan pendingin amonia, keburukannya beracun, sampai akhirnya di temukan bahan pendingin freon yang lebih aman dan digunakan sampai sekarang.

    1.2 Jenis dan Tipe Mesin pendingin
    Jenis dan tipe mesin pendingin disesuaikan dengan kegunaan dan daya yang dimilikinya. Misalnya AC untuk kantor-kantor besar berbeda dengan AC untuk rumah tangga. Begitu juga untuk jenis kulkas.Karena di pasaran sudah tersedia berbagai jenis dan tipe mesin pendingin.

    1.2.1 Jenis-jenis Mesin Pendingin
    Dari berbagai mesin pendingin yang ada, serta ditinjau dari segi kegunaan dan fungsinya, yang umum kita kenal ada 4 macam mesin pendingin, antara lain :
    1.2.1.1 Refrigerant
    Jenis ini lebih dikenal dengan sebutan kulkas atau lemari es. Tipe dan kapasitasnya bermacam-macam, dan umumnya digunakan untuk rumah tangga. Fungsinya untuk mendinginkan minuman, mengawetkan bahan makanan, menhasilkan es. Suhu untuk lemari es dipertahankan 3o -100 C
    1.2.1.2 Freezer
    Jenis yang satu ini tidak berbeda dengan kulkas, hanya saja kapasitas lebih besar, dan suhunya lebih rendah.
    1.2.1.3 Air Conditioner (AC)
    Manusia selalu berusaha untuk membuat keadaan disekelilingnya menjadi lebih baik dan suasana lebih nyaman. Air Conditioner adalah salah satu yang dapat memenuhi kebutuhan itu. Dengan membuat keadaan menjadi lebih sejuk. Sesuai dengan namanya air conditioner berarti pengatur udara diperlukan sekurangnya 3 peraturan
    a. Suhu udara
    Adalah derajat panas atau dingin dari udara yang diukur dengan thermo-meter. Udara harus didinginkan untuk membuat suhu di dalam ruangan menjadi sejuk. Suhu kamar yang sejuk dan nyaman adalah 240 – 270 C
    b. Kelembaban
    Untuk mendapatkan udara yang sejuk dan nyaman di dalam ruangan, kita harus mengatur kelembaban udara dengan mengambil uap air dari udara atau menambahkan uap air pada udara yang mengalir di dalam ruangan. Jumlah uap air di dalam udara dinyatakan dengan %. Jadi AC selain dapat menyejukkan udara juga dapat membersihkan udara yang ada dalam ruangan. AC rumah tangga dapat dioperasikan dengan listrik satu phase pada 110 Volt atau 220 Volt. Kapasitas mulai 4.000 s/d 25.000 BTU/h.
    1.2.1.4 Kipas Angin
    Walaupun pada dasarnya peralatan yang satu ini tidak menghasilkan udara atau suhu yang dingin sebagaimana kulkas atau AC, tetapi putaran dan sistem kerjanya mirip dengan kerja dari kedua peralatan diatas.

    Rabu, 31 Agustus 2016

    Sistem Chiller dan Cooling Tower

    Untuk mengkondisikan udara gedung-gedung besar AC biasa mungkin sudah tidak efisien lagi. Dapat dibayangkan jika menggunakan AC biasa  sangat banyak refrigerant yang harus digunakan. Begitu pula dengan kerja kompresornya. Oleh karena itu sering kali sistem yang digunakan adalah sistem Chiller.

    Chilled Water

    Untuk mendinginkan udara dalam gedung, chiller tidak langsung mendinginkan udara melainkan mendinginkan fluida lain (biasanya air) terlebih dahulu. Setelah air tersebut dingin kemudian air dialirkan melaui AHU (Air Handling Unit). Di sinilah terjadi pendinginan udara. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1. 



    Gambar 1. Skema Chiller


    Chiller dapat dibuat dengan prinsip siklus refrigerasi kompresi uap atau sistem absorbsi. Dalam tulisan ini yang dibahas adalah chiller yang menggunakan sistem refrigerasi kompresi uap. Sistem refrigerasi yang digunakan dalam chiller tidak jauh berbeda dengan AC biasa, namun perbedaannya adalah pertukaran kalor pada sistem chiller tidak langsung mendinginkan udara.


    Pada evaporator terjadi penarikan kalor. Heat Exchanger disini mungkin berupa pipa yang didalamnya terdapat pipa. Di pipa yang lebih besar mengalir air sedangkan pipa yang lebih kecil mengalir refrigeran (bagian evaporator siklus refrigerasi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 2.


    Gambar 2. Penampang Heat Exchanger Chiller

    Di Heat Exchanger tersebut terjadi pertukaran kalor antara refrigeran yang dengan air. Kalor dari air ditarik ke refrigeran sehingga setelah melewati Heat exchanger air menjadi lebih dingin. Air dingin ini kemudian dialirkan ke AHU (Air Handling Unit) untuk mendinginkan udara. AHU  terdiri dari Heat exchanger yang berupa pipa dengan kisi-kisi di mana terjadi pertukaran kalor antara air dingin dengan udara.

    Air dingin yang telah melewati AHU suhunya menjadi naik karena mendapatkan kalor dari udara. Setelah melewati AHU air akan mengalir kembali ke Chiller (Bagian Evaporator) untuk didinginkan kembali.


    Cooling Water

    Seperti dijelaskan sebelumnya dalam chiller juga terdapat perangkat refrigerasi yang sistemnya terdapat bagian yang menarik kalor dan membuang kalor. Dalam hal pembuangan kalor sering kali chiller menggunakan perantara air untuk media pembuangan kalornya. Untuk lebih jelasnya lihatgambar 3.


    Gambar 3. Skema Cooling water dengan Cooling Tower

    Hampir sama dengan Chilled water, pertukaran kalor chiller pada kondensernya juga melalui perantara air. Air dialirkan melalui kondenser. Kondenser ini juga merupakan Heat exchanger berupa pipa yang didalamnya terdapat pipa. Pipa yang lebih besar untuk aliran air dan pipa yang lebih kecil untuk aliran refrigeran. Di Heat exchanger ini terjadi pertukaran kalor dimana kalor yang dibuang kondenser diambil oleh air. Akibatnya air yang telah melewati kondenser akan menjadi lebih hangat. Kemudian air ini dialirkan ke cooling tower untuk didinginkan dengan udara luar. Setelah air ini menjadi lebih dingin, kemudian alirkan kembali ke kondenser untuk mengambil kalor yang dibuang kondenser.

    Jadi di dalam sistem Chiller yang dijelaskan diatas dapat dijadikan satu kesatuan sistem yang terdiri dari tiga buah siklus, yaitu: siklus refrigerasi (Chiller), Siklus Chilled Water, dan siklus Cooling Water. Untuk menjelaskan hal ini dapat dilihat gambar 4.


    Gambar 4. Skema Chiller, Chilled Water dan Cooling Water

    Jika perusahaan anda sedang mencari kontraktor untuk kebutuhan industri/perusahaan anda mengenai Chiller, atau Cooling Tower Hubungi kami.
    Kami akan bantu permasalahan anda.
    Banyak perusahaan-perusahaan besar telah merasakan jasa kami.
    Bahkan kami bisa memberikan custom sesuai dengan kebutuhan perusahaan anda.
    Hubungi kami di
    (021) 5900629 atau 085100333130
    Email info@mechatronicgroup.com
    Chiller - Hai pembaca General Kontraktor, Kontraktor Elektrikal & Mekanikal, Design System, Maintenance, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Chiller, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Chiller, Artikel Cooling Tower, Artikel system, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

    Judul : Sistem Chiller dan Cooling Tower
    link : Sistem Chiller dan Cooling Tower

    Baca juga


    Chiller

    Untuk mengkondisikan udara gedung-gedung besar AC biasa mungkin sudah tidak efisien lagi. Dapat dibayangkan jika menggunakan AC biasa  sangat banyak refrigerant yang harus digunakan. Begitu pula dengan kerja kompresornya. Oleh karena itu sering kali sistem yang digunakan adalah sistem Chiller.

    Chilled Water

    Untuk mendinginkan udara dalam gedung, chiller tidak langsung mendinginkan udara melainkan mendinginkan fluida lain (biasanya air) terlebih dahulu. Setelah air tersebut dingin kemudian air dialirkan melaui AHU (Air Handling Unit). Di sinilah terjadi pendinginan udara. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1. 



    Gambar 1. Skema Chiller


    Chiller dapat dibuat dengan prinsip siklus refrigerasi kompresi uap atau sistem absorbsi. Dalam tulisan ini yang dibahas adalah chiller yang menggunakan sistem refrigerasi kompresi uap. Sistem refrigerasi yang digunakan dalam chiller tidak jauh berbeda dengan AC biasa, namun perbedaannya adalah pertukaran kalor pada sistem chiller tidak langsung mendinginkan udara.


    Pada evaporator terjadi penarikan kalor. Heat Exchanger disini mungkin berupa pipa yang didalamnya terdapat pipa. Di pipa yang lebih besar mengalir air sedangkan pipa yang lebih kecil mengalir refrigeran (bagian evaporator siklus refrigerasi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 2.


    Gambar 2. Penampang Heat Exchanger Chiller

    Di Heat Exchanger tersebut terjadi pertukaran kalor antara refrigeran yang dengan air. Kalor dari air ditarik ke refrigeran sehingga setelah melewati Heat exchanger air menjadi lebih dingin. Air dingin ini kemudian dialirkan ke AHU (Air Handling Unit) untuk mendinginkan udara. AHU  terdiri dari Heat exchanger yang berupa pipa dengan kisi-kisi di mana terjadi pertukaran kalor antara air dingin dengan udara.

    Air dingin yang telah melewati AHU suhunya menjadi naik karena mendapatkan kalor dari udara. Setelah melewati AHU air akan mengalir kembali ke Chiller (Bagian Evaporator) untuk didinginkan kembali.


    Cooling Water

    Seperti dijelaskan sebelumnya dalam chiller juga terdapat perangkat refrigerasi yang sistemnya terdapat bagian yang menarik kalor dan membuang kalor. Dalam hal pembuangan kalor sering kali chiller menggunakan perantara air untuk media pembuangan kalornya. Untuk lebih jelasnya lihatgambar 3.


    Gambar 3. Skema Cooling water dengan Cooling Tower

    Hampir sama dengan Chilled water, pertukaran kalor chiller pada kondensernya juga melalui perantara air. Air dialirkan melalui kondenser. Kondenser ini juga merupakan Heat exchanger berupa pipa yang didalamnya terdapat pipa. Pipa yang lebih besar untuk aliran air dan pipa yang lebih kecil untuk aliran refrigeran. Di Heat exchanger ini terjadi pertukaran kalor dimana kalor yang dibuang kondenser diambil oleh air. Akibatnya air yang telah melewati kondenser akan menjadi lebih hangat. Kemudian air ini dialirkan ke cooling tower untuk didinginkan dengan udara luar. Setelah air ini menjadi lebih dingin, kemudian alirkan kembali ke kondenser untuk mengambil kalor yang dibuang kondenser.

    Jadi di dalam sistem Chiller yang dijelaskan diatas dapat dijadikan satu kesatuan sistem yang terdiri dari tiga buah siklus, yaitu: siklus refrigerasi (Chiller), Siklus Chilled Water, dan siklus Cooling Water. Untuk menjelaskan hal ini dapat dilihat gambar 4.


    Gambar 4. Skema Chiller, Chilled Water dan Cooling Water

    Jika perusahaan anda sedang mencari kontraktor untuk kebutuhan industri/perusahaan anda mengenai Chiller, atau Cooling Tower Hubungi kami.
    Kami akan bantu permasalahan anda.
    Banyak perusahaan-perusahaan besar telah merasakan jasa kami.
    Bahkan kami bisa memberikan custom sesuai dengan kebutuhan perusahaan anda.
    Hubungi kami di
    (021) 5900629 atau 085100333130
    Email info@mechatronicgroup.com