General Kontraktor Industri, Instalasi/Pemasangan, Perbaikan dan Supplier Suku Cadang Pompa Industri, Chiller, dan Kontraktor Mesin Industri dan Pemasangan Konstruksi Bangunan dan Fabrikasi di Jakarta, Bekasi dan Tangerang
Pada kesempatan pagi yang cerah ini *nulisnya pas pagi* saya akan menulis lanjutan dari sistem pemadam kebakaran gedung bertingkat tinggi yang telah saya tulis pada kesempatan sebelumnya. Kali ini tulisan saya akan menyasar ke dunia fire hydrant system pada gedung bertingkat tinggi.
Menyinggung kembali apa yang di maksud dengan fire hydrant system. Di mana pada tulisan saya sebelumnya telah saya singgung pengertian sistem hydrant secara umum. Dan juga telah saya singgung dalam sistem hydrant terdapat unit-unit pendukung yang akan saya perjelas dalam tulisan kali ini.
Sistem hydrant pada gedung bertingkat tinggi memiliki komponen atau unit-unit pendukung sebagai berikut:
Unit Tangki Penampung (Reservoir)
Unit Hydrant Jockey Pump
Unit Hydrant Electric Pump
Unit Hydrant Diesel Pump
Unit Hydrant Instalation
Unit Penurun Tekanan
Unit Hydrant Box
Dari sekian banyak unit pendukung sistem hydrant di atas akan saya perjelas menurut pemahaman yang mampu saya cerna sebagai plumber lapangan sebagai berikut:
Unit Tangki Penampung (Reservoir)
Unit tangki penampungan dalam sistem hydran gedung bertingkat biasanya terletak di ground atau bisa juga di basement berdampingan dengan unit ruang pompa. Hal ini bertujuan untuk memperpendek jarak antara tangki penampungan dengan unit-unit pompa pendorong sistem hydrant. Kapasitas tangki penampungan relatif menyesuaikan dengan kebutuhan dari luas gedung yang bersangkutan.
Hydrant Jockey Pump Unit
Jockey pump berfungsi sebagai penyetabil tekanan air pada instalasi pipa pada jenis wet riser system. Dan juga sebagai penggerak awal pada saat stop valve hydrant box terbuka. Jockey pump di gerakkan dengan tenaga listrik berdaya tertentu. Bisa di perjelas, fungsi dari jockey pump adalah sebagai pompa pendorong awal ketika tekanan air dalam instalasi pipa hydrant berkurang pada dry riser system. Pada wet riser system fungsi utamanya adalah penyetabil tekanan sekaligus pendorong awal. Cara kerja pompa ini berdasarkan tekanan air di dalam pipa instalasi yang di monitor oleh pressure switch.
Hydrant Electric Pump Unit
Seperti halnya jockey pump, fungsi dari electric pump adalah sebagai pendorong lanjutan ketika jockey pump sudah tidak mampu men-supply air ke dalam unit instalasi pipa dan tekanan air menurun drastis. Kapasitas pompa ini juga tergantung dari kebutuhan gedung. Sesuai namanya, electric pump di gerakkan dengan tenaga listrik dengan daya tertentu pula. Cara kerja electric pump sama dengan jockey pump dengan perbedaan besaran tekanan yang di tentukan oleh pressure switch
Hydrant Diesel Pump Unit
Hydrant diesel pump adalah unit pendorong terakhir pada sistem pemadam kebakaran gedung bertingkat. Fungsi dari diesel pump ini juga sama dengan 2 pompa pendorong sebelumnya dengan sistem starting masih mengandalkan pressure switch. Unit pompa ini di gerakkan dengan tenaga diesel berbahan bakar mandiri sehingga tidak terpengaruh dengan ketersiadiaan power listrik.
Hydrant Instalation Unit
Pada unit instalasi, sistem hydrant gedung bertingkat tinggi memiliki bagian-bagian berupa jalur pipa distribusi dari ruang pompa menuju titik-titik hydrant box yang tersebar di seluruh area publik gedung. Memiliki diameter yang berbeda antara pipa distribusi induk dan pipa sub distribusi. Hydrant instalation unit biasanya di letakkan dalam ruang shaft tersendiri.
Unit Penurun Tekanan
Unit penurun tekanan ini berfungsi untuk menjaga agar tekanan air di dalam pipa distribusi tetap stabil. Sehingga di dapatkan tekanan yang ideal pada tiap-tiap hydrant box akibat pengaruh gravitasi. Hal ini mengingat besar tekanan berbanding lurus dengan ketinggian. Bagian penting dari unit penurun tekanan ini adalah Pressure Reducing Valve.
Hydrant Box Unit
Unit hydrant box merupakan bagian dari sistem pemadam kebakaran yang berhubungan langsung dengan operator. Fungsi hydrant box adalah sebagai tempat penyimpan perangkat tempur melawan api yang harus selalu ready. Di dalam hydrant box terdapat:
1 buah connector + stop valve ukuran 1 1/2",
1 buah connector + stop valve ukuran 2 1/2",
1 roll hydrant hose ukuran 1 1/2" panjang minimal 30 meter,
1 buah Nozzle ukuran 1 1/2"
Di sertakan pula unit pendukung lain yaitu:
1 unit Break Glass Fire Alarm
1 unit Fire Alarm Bell
1 unit Emergency Phone Socket
1 unit Indikator Lamp
Kesemuanya itu dalam satu kesatuan unit hydrant box. Demikian yang dapat saya tulis dalam artikel sistem hydrant pada gedung bertingkat tinggi ini. Sampai saat saya menulis, pengetahuan tentang unit-unit pendukung sistem hydrant gedung masih sebatas ini.
Jika anda membutuhkan tenaga kontraktor untuk mechanical atau electrical dalam kebutuhan industri/perusahaan anda. Silahkan menghubungi kami. Kami merupakan kontraktor yang telah berpengalaman dan profesional.
Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130 Email info@mechatronicgroup.com
Pada kesempatan pagi yang cerah ini *nulisnya pas pagi* saya akan menulis lanjutan dari sistem pemadam kebakaran gedung bertingkat tinggi yang telah saya tulis pada kesempatan sebelumnya. Kali ini tulisan saya akan menyasar ke dunia fire hydrant system pada gedung bertingkat tinggi.
Menyinggung kembali apa yang di maksud dengan fire hydrant system. Di mana pada tulisan saya sebelumnya telah saya singgung pengertian sistem hydrant secara umum. Dan juga telah saya singgung dalam sistem hydrant terdapat unit-unit pendukung yang akan saya perjelas dalam tulisan kali ini.
Sistem hydrant pada gedung bertingkat tinggi memiliki komponen atau unit-unit pendukung sebagai berikut:
Unit Tangki Penampung (Reservoir)
Unit Hydrant Jockey Pump
Unit Hydrant Electric Pump
Unit Hydrant Diesel Pump
Unit Hydrant Instalation
Unit Penurun Tekanan
Unit Hydrant Box
Dari sekian banyak unit pendukung sistem hydrant di atas akan saya perjelas menurut pemahaman yang mampu saya cerna sebagai plumber lapangan sebagai berikut:
Unit Tangki Penampung (Reservoir)
Unit tangki penampungan dalam sistem hydran gedung bertingkat biasanya terletak di ground atau bisa juga di basement berdampingan dengan unit ruang pompa. Hal ini bertujuan untuk memperpendek jarak antara tangki penampungan dengan unit-unit pompa pendorong sistem hydrant. Kapasitas tangki penampungan relatif menyesuaikan dengan kebutuhan dari luas gedung yang bersangkutan.
Hydrant Jockey Pump Unit
Jockey pump berfungsi sebagai penyetabil tekanan air pada instalasi pipa pada jenis wet riser system. Dan juga sebagai penggerak awal pada saat stop valve hydrant box terbuka. Jockey pump di gerakkan dengan tenaga listrik berdaya tertentu. Bisa di perjelas, fungsi dari jockey pump adalah sebagai pompa pendorong awal ketika tekanan air dalam instalasi pipa hydrant berkurang pada dry riser system. Pada wet riser system fungsi utamanya adalah penyetabil tekanan sekaligus pendorong awal. Cara kerja pompa ini berdasarkan tekanan air di dalam pipa instalasi yang di monitor oleh pressure switch.
Hydrant Electric Pump Unit
Seperti halnya jockey pump, fungsi dari electric pump adalah sebagai pendorong lanjutan ketika jockey pump sudah tidak mampu men-supply air ke dalam unit instalasi pipa dan tekanan air menurun drastis. Kapasitas pompa ini juga tergantung dari kebutuhan gedung. Sesuai namanya, electric pump di gerakkan dengan tenaga listrik dengan daya tertentu pula. Cara kerja electric pump sama dengan jockey pump dengan perbedaan besaran tekanan yang di tentukan oleh pressure switch
Hydrant Diesel Pump Unit
Hydrant diesel pump adalah unit pendorong terakhir pada sistem pemadam kebakaran gedung bertingkat. Fungsi dari diesel pump ini juga sama dengan 2 pompa pendorong sebelumnya dengan sistem starting masih mengandalkan pressure switch. Unit pompa ini di gerakkan dengan tenaga diesel berbahan bakar mandiri sehingga tidak terpengaruh dengan ketersiadiaan power listrik.
Hydrant Instalation Unit
Pada unit instalasi, sistem hydrant gedung bertingkat tinggi memiliki bagian-bagian berupa jalur pipa distribusi dari ruang pompa menuju titik-titik hydrant box yang tersebar di seluruh area publik gedung. Memiliki diameter yang berbeda antara pipa distribusi induk dan pipa sub distribusi. Hydrant instalation unit biasanya di letakkan dalam ruang shaft tersendiri.
Unit Penurun Tekanan
Unit penurun tekanan ini berfungsi untuk menjaga agar tekanan air di dalam pipa distribusi tetap stabil. Sehingga di dapatkan tekanan yang ideal pada tiap-tiap hydrant box akibat pengaruh gravitasi. Hal ini mengingat besar tekanan berbanding lurus dengan ketinggian. Bagian penting dari unit penurun tekanan ini adalah Pressure Reducing Valve.
Hydrant Box Unit
Unit hydrant box merupakan bagian dari sistem pemadam kebakaran yang berhubungan langsung dengan operator. Fungsi hydrant box adalah sebagai tempat penyimpan perangkat tempur melawan api yang harus selalu ready. Di dalam hydrant box terdapat:
1 buah connector + stop valve ukuran 1 1/2",
1 buah connector + stop valve ukuran 2 1/2",
1 roll hydrant hose ukuran 1 1/2" panjang minimal 30 meter,
1 buah Nozzle ukuran 1 1/2"
Di sertakan pula unit pendukung lain yaitu:
1 unit Break Glass Fire Alarm
1 unit Fire Alarm Bell
1 unit Emergency Phone Socket
1 unit Indikator Lamp
Kesemuanya itu dalam satu kesatuan unit hydrant box. Demikian yang dapat saya tulis dalam artikel sistem hydrant pada gedung bertingkat tinggi ini. Sampai saat saya menulis, pengetahuan tentang unit-unit pendukung sistem hydrant gedung masih sebatas ini.
Jika anda membutuhkan tenaga kontraktor untuk mechanical atau electrical dalam kebutuhan industri/perusahaan anda. Silahkan menghubungi kami. Kami merupakan kontraktor yang telah berpengalaman dan profesional.
Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130 Email info@mechatronicgroup.com
Pompa Hydrant Diesel adalah pompa yang memiliki fungsi sebagai backup atau menggantikan kerja pompa hydrant electric saat terjadi pemadaman listrik di area kebakaran sebagai pendorong air yang berasal dari reservoir ke jaringan hydrant. Saat listrik menyala, Pompa ini menstabilkan tegangan dalam jaringan instalasi fire hydrant atau fire sprinkle yang turun seiring dengan keluarnya air dari output jaringan fire hydrant seperti hydrant pillar yang berada di luar gedung maupun hydrant box yang ada di dalam gedung. Pompa hydrant diesel dan equipment lainnya dalam fire hydrant dirancang agar dapat menyala dan berfungsi dengan baik setidaknya selama lebih dari 45 menit dan memiliki pasokan air pada tandon paling tidak 2400 liter/menit untuk menanggulangi kebakaran yang terjadi sebelum petugas pemadam kebakaran daerah tersebut datang ke lokasi.
Standar instalasi Pompa Hydrant Diesel
Dalam instalasi pompa hydrant diesel, kontraktor mengikuti acuan yang dikeluarkan oleh pemerintah di negara terkait. Seperti SNI 03-1745-2000 sebagai standar dalam tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. Untuk rujukan Internasional bisa menggunakan Standar NFPA 20 (National Fire Protection Association) mengenai instalasi pompa sentrifugal. Standar ini selain sebagai acuan dalam instalasi pompa hydrant diesel juga sebagai gambaran pola kerja yang akan memudahkan kontraktor dalam proses instalasi sampai proses testing sesaat setelah semua komponen terpasang dengan baik.
Cara kerja pompa hydrant diesel
pompa hydrant diesel digunakan saat terjadi kebakaran di area yang diproteksi dengan jaringan instalasi fire hydrant dan pompa utama yang bertenaga listrik mengalami kerusakan atau gagal fungsi karena saat terjadi kebakaran listrik di area tersebut dipadamkan secara sengaja maupun tidak sengaja sehingga supply air dari reservoir pada jaringan fire hydrant mati yang menyebabkan kebakaran tidak dapat dipadamkan. Saat itulah pompa hydrant diesel akan menyala secara otomatis berdasarkan pressure switch. Pompa hydrant diesel terhubung dengan panel diesel stater, mesin ini yang mengatur untuk pompa hydrant diesel bekerja secara otomatis.
Panel ini juga yang melakukan charging / pengisian aki (accu) dan dapat berfungsi atau dinyalakan secara manual dengan menggunakan kunci stater pada diesel tersebut. untuk pengecekan agar pompa hydrant diesel dapat berfungsi dengan baik, maka harus dilakukan pemanasan rutin setiap minggunya dengan sebelumnya melakukan checking terhadap isi air accu, pendingin yang berupa air pada radiator serta pengecekan pelumas / oli yang ada pada mesin. PT Mechatronic Mitra Solusi selain sebagai kontraktor dalam instalasi fire hydrant juga melakukan inspeksi sekaligus maintenance terhadap jaringan fire hydrant yang sudah terpasang. Kami memiliki tim engineering professional yang siap untuk melakukan pengecekan pompa hydrant diesel di seluruh Indonesia. hubungi tim kami di nomor 085100333130 / email : info@mechatronicgroup.com
Pompa Hydrant Diesel adalah pompa yang memiliki fungsi sebagai backup atau menggantikan kerja pompa hydrant electric saat terjadi pemadaman listrik di area kebakaran sebagai pendorong air yang berasal dari reservoir ke jaringan hydrant. Saat listrik menyala, Pompa ini menstabilkan tegangan dalam jaringan instalasi fire hydrant atau fire sprinkle yang turun seiring dengan keluarnya air dari output jaringan fire hydrant seperti hydrant pillar yang berada di luar gedung maupun hydrant box yang ada di dalam gedung. Pompa hydrant diesel dan equipment lainnya dalam fire hydrant dirancang agar dapat menyala dan berfungsi dengan baik setidaknya selama lebih dari 45 menit dan memiliki pasokan air pada tandon paling tidak 2400 liter/menit untuk menanggulangi kebakaran yang terjadi sebelum petugas pemadam kebakaran daerah tersebut datang ke lokasi.
Standar instalasi Pompa Hydrant Diesel
Dalam instalasi pompa hydrant diesel, kontraktor mengikuti acuan yang dikeluarkan oleh pemerintah di negara terkait. Seperti SNI 03-1745-2000 sebagai standar dalam tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. Untuk rujukan Internasional bisa menggunakan Standar NFPA 20 (National Fire Protection Association) mengenai instalasi pompa sentrifugal. Standar ini selain sebagai acuan dalam instalasi pompa hydrant diesel juga sebagai gambaran pola kerja yang akan memudahkan kontraktor dalam proses instalasi sampai proses testing sesaat setelah semua komponen terpasang dengan baik.
Cara kerja pompa hydrant diesel
pompa hydrant diesel digunakan saat terjadi kebakaran di area yang diproteksi dengan jaringan instalasi fire hydrant dan pompa utama yang bertenaga listrik mengalami kerusakan atau gagal fungsi karena saat terjadi kebakaran listrik di area tersebut dipadamkan secara sengaja maupun tidak sengaja sehingga supply air dari reservoir pada jaringan fire hydrant mati yang menyebabkan kebakaran tidak dapat dipadamkan. Saat itulah pompa hydrant diesel akan menyala secara otomatis berdasarkan pressure switch. Pompa hydrant diesel terhubung dengan panel diesel stater, mesin ini yang mengatur untuk pompa hydrant diesel bekerja secara otomatis.
Panel ini juga yang melakukan charging / pengisian aki (accu) dan dapat berfungsi atau dinyalakan secara manual dengan menggunakan kunci stater pada diesel tersebut. untuk pengecekan agar pompa hydrant diesel dapat berfungsi dengan baik, maka harus dilakukan pemanasan rutin setiap minggunya dengan sebelumnya melakukan checking terhadap isi air accu, pendingin yang berupa air pada radiator serta pengecekan pelumas / oli yang ada pada mesin. PT Mechatronic Mitra Solusi selain sebagai kontraktor dalam instalasi fire hydrant juga melakukan inspeksi sekaligus maintenance terhadap jaringan fire hydrant yang sudah terpasang. Kami memiliki tim engineering professional yang siap untuk melakukan pengecekan pompa hydrant diesel di seluruh Indonesia. hubungi tim kami di nomor 085100333130 / email : info@mechatronicgroup.com
adalah suatu fittings yang berfungsi sebagai alat pengatur tekanan bahan cair dalam pendistribusian cairan melalui piping installation. Dalam penerapannya di lapangan Pressure Reducing Valve (PRV) biasa di pakai dalam industri besar yang menggunakan sistem instalasi pipa besar.
Dalam kesempatan kali ini saya akan mencatat beberapa hal tentang Pressure Reducing Valve yang di gunakan untuk pengaturan tekanan air bersih pada gedung bertingkat.
Suatu sistem instalasi air bersih di gedung bertingkat tinggi sangat di pengaruhi oleh gaya gravitasi bumi yang akan menyebabkan tekanan air mengalami peningkatan. Semakin tinggi gedung maka tekanan air yang berada di lantai dasar semakin bertambah dan ini akan membahayakan instalasi pipa dan alat-alat pendukung yang lain jika tidak di pasang alat pengatur tekanan. Adanya Water Pressure Reducing Valve berfungsi untuk mengatur tekanan air agar stabil dan rata.
Penempatan water Presure Reducing Valve (PRV) tergantung pada kebutuhan di lapangan, Namun untuk penempatan PRV air bersih pada gedung bertingkat biasanya berjarak per 6 lantai. Jika tinggi lantai 3 meter maka penempatan Pressure Reducing Valve berjarak 18 meter. Dan tekanan air maksimum pada inlet PRV di atur kurang lebih 3 - 4kg/cm2. Hal ini untuk menjaga keamanan alat – alat yang menggunakan air seperti shower spray yang memiliki batas tekanan maximum 4,5kg/cm2, kran, wastafel dan alat – alat lain.
Karena water Pressure Reducing Valve (PRV) sistem kerjanya menggunakan membran maka penempatan PRV harus dalam posisi horizontal. Dengan posisi horizontal maka kerja PRV akan optimal dan mencegah terjadinya pengikisan part yang akan mengakibatkan terhambatnya kinerja dari PRV.
Cara kerja PRV hanya berdasar aliran air untuk mengatur sistem buka tutup membran yang terbuat dari bahan khusus sejenis karet. Aliran air di atur sedemikian rupa melewati pipa – pipa kapiler yang di atur oleh regulator in dan out.
Untuk cara setting Pressure Reducing Valve , anda dapat menuju ke sini
Jika membutuhkan tenaga kontraktor yang profesional dan berpengalaman anda dapat menghubungi kami : Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130 Email : info@mechatronicgroup.com
adalah suatu fittings yang berfungsi sebagai alat pengatur tekanan bahan cair dalam pendistribusian cairan melalui piping installation. Dalam penerapannya di lapangan Pressure Reducing Valve (PRV) biasa di pakai dalam industri besar yang menggunakan sistem instalasi pipa besar.
Dalam kesempatan kali ini saya akan mencatat beberapa hal tentang Pressure Reducing Valve yang di gunakan untuk pengaturan tekanan air bersih pada gedung bertingkat.
Suatu sistem instalasi air bersih di gedung bertingkat tinggi sangat di pengaruhi oleh gaya gravitasi bumi yang akan menyebabkan tekanan air mengalami peningkatan. Semakin tinggi gedung maka tekanan air yang berada di lantai dasar semakin bertambah dan ini akan membahayakan instalasi pipa dan alat-alat pendukung yang lain jika tidak di pasang alat pengatur tekanan. Adanya Water Pressure Reducing Valve berfungsi untuk mengatur tekanan air agar stabil dan rata.
Penempatan water Presure Reducing Valve (PRV) tergantung pada kebutuhan di lapangan, Namun untuk penempatan PRV air bersih pada gedung bertingkat biasanya berjarak per 6 lantai. Jika tinggi lantai 3 meter maka penempatan Pressure Reducing Valve berjarak 18 meter. Dan tekanan air maksimum pada inlet PRV di atur kurang lebih 3 - 4kg/cm2. Hal ini untuk menjaga keamanan alat – alat yang menggunakan air seperti shower spray yang memiliki batas tekanan maximum 4,5kg/cm2, kran, wastafel dan alat – alat lain.
Karena water Pressure Reducing Valve (PRV) sistem kerjanya menggunakan membran maka penempatan PRV harus dalam posisi horizontal. Dengan posisi horizontal maka kerja PRV akan optimal dan mencegah terjadinya pengikisan part yang akan mengakibatkan terhambatnya kinerja dari PRV.
Cara kerja PRV hanya berdasar aliran air untuk mengatur sistem buka tutup membran yang terbuat dari bahan khusus sejenis karet. Aliran air di atur sedemikian rupa melewati pipa – pipa kapiler yang di atur oleh regulator in dan out.
Untuk cara setting Pressure Reducing Valve , anda dapat menuju ke sini
Jika membutuhkan tenaga kontraktor yang profesional dan berpengalaman anda dapat menghubungi kami : Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130 Email : info@mechatronicgroup.com
Cara Setting PRV Air Bersih Gedung Bertingkat Tinggi - Water Pressure Reducing Valve
Setelah catatan saya sebelumnya membahas Pressure Reducing Valve kali ini saya akan mencatat cara setting PRV (water pressure Reducing Valve). Seperti yang kita ketahui bahwa water pressure reducing valve menggunakan membran sebagai part untuk mengatur tekanan air, maka di perlukan sistem untuk mengatur buka tutup membran tersebut.
Di sini saya hanya membahas cara setting PRV (water pressure reducing valve) dan tidak menyangkut sistem dan apa yang di maksud PRV. Kembali pada pokok pembahasan, Untuk mengatur buka tutup membran water pressure reducing valve di perlukan aliran air yang mempunyai tekanan berubah – ubah.
Aliran air yang di maksud adalah aliran air yang melalui pipa – pipa kapiler yang di atur sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang bekerja bergantian. Di antara pipa- pipa kapiler tersebut di pasang regulator yang berfungsi untuk mengatur aliran air yang melalui pipa kapiler dan ini terhubung dengan membran.Dari sini kita akan mengetahui cara setting PRV.
Yang di maksud dengan cara setting PRV (water pressure reducing valve) di sini adalah pengaturan yang di titik beratkan pada pengaturan regulator. Terdapat dua unit regulator pada tiap-tiap water pressure reducing valve, regulator pertama berfungsi untuk mengatur tekanan maksimum dan regulator ke dua untuk mengatur tekanan air minimum.
Cara setting PRV (water pressure reducing valve) untuk regulator pertama adalah jika baut regulator di putar searah jarum jam maka tekanan air yang keluar dari water pressure reducing valve (outlet) akan meningkat. Sebaliknya, jika di putar berlawanan arah jarum jam maka tekanan air yang keluar semakin rendah (mendekati nol kg/cm2 alias mati). Sedangkan untuk regulator yang kedua adalah sama dengan cara setting regulator pertama.
Yang membedakan antara regulator pertama dan kedua dalam cara setting PRV untuk air bersih gedung bertingkat tinggi adalah pada regulator pertama kita hanya mengacu pada berapa tekanan maksimum yang kita inginkan (seperti yang telah di jelaskan pada catatan saya tentang water pressure reducing valve). Sedangkan untuk regulator ke dua kita mengacu pada berapa tekanan air minimum yang kita inginkan. Idealnya pengaturan minimum outlet PRV induk gedung bertingkat tinggi adalah 1.5 - 2kg/cm2 sehingga tidak ada kekurangan supply air pada lantai yang tepat berada di bawah PRV saat pemakaian banyak.
Disini saya akan mengambil contoh pemakaian air pada gedung perkantoran. Pada saat jam istirahat pemakaian air akan meningkat sehingga tekanan air pada lantai yang letaknya tepat di bawah PRV akan mengalami penurunan drastis. Untuk menghindari hal ini maka sebaiknya PRV (water pressure reducing valve) untuk regulator kedua di atur 1.5 kg/cm2.
Sedangkan untuk tekanan maksimum, PRV air bersih dapat di setting maksimum 4 kg/cm2. Sebenarnya tidak masalah PRV di atur berapapun (misal 5kg/cm2, 5.5kg/cm2 atau 6kg/cm2) akan tetapi karena kita berhubungan dengan part-part toilet maka jika tekanan terlalu tinggi di khawatirkan perangkat toilet tidak mampu menahan tekanan tinggi. Misalnya shower spray, Shower spray rata-rata hanya mampu menahan tekanan maksimal 4.5 kg/cm2, belum lagi jet washer. Jika tekanan air terlalu tinggi maka pancaran air pada jet washer akan sangat menyakitkan pengguna kloset duduk.
Lain hal jika PRV di aplikasikan pada fluida lain misalnya di pabrik atau di bidang perminyakan.Treg gandeng berapa tekanan yang di tetapkan. Demikian sharing saya tentang cara setting water pressure reducing valve air bersih gedung bertingkat ini, semoga catatan saya bermanfaat.
Jika Perusahaan Anda membutuhkan General Kontraktor untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam perusahaan anda. Kami siap membantu kebutuhan perusahaan anda. Dengan Pengalaman yang kami miliki. Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130
Cara Setting PRV Air Bersih Gedung Bertingkat Tinggi - Water Pressure Reducing Valve
Setelah catatan saya sebelumnya membahas Pressure Reducing Valve kali ini saya akan mencatat cara setting PRV (water pressure Reducing Valve). Seperti yang kita ketahui bahwa water pressure reducing valve menggunakan membran sebagai part untuk mengatur tekanan air, maka di perlukan sistem untuk mengatur buka tutup membran tersebut.
Di sini saya hanya membahas cara setting PRV (water pressure reducing valve) dan tidak menyangkut sistem dan apa yang di maksud PRV. Kembali pada pokok pembahasan, Untuk mengatur buka tutup membran water pressure reducing valve di perlukan aliran air yang mempunyai tekanan berubah – ubah.
Aliran air yang di maksud adalah aliran air yang melalui pipa – pipa kapiler yang di atur sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang bekerja bergantian. Di antara pipa- pipa kapiler tersebut di pasang regulator yang berfungsi untuk mengatur aliran air yang melalui pipa kapiler dan ini terhubung dengan membran.Dari sini kita akan mengetahui cara setting PRV.
Yang di maksud dengan cara setting PRV (water pressure reducing valve) di sini adalah pengaturan yang di titik beratkan pada pengaturan regulator. Terdapat dua unit regulator pada tiap-tiap water pressure reducing valve, regulator pertama berfungsi untuk mengatur tekanan maksimum dan regulator ke dua untuk mengatur tekanan air minimum.
Cara setting PRV (water pressure reducing valve) untuk regulator pertama adalah jika baut regulator di putar searah jarum jam maka tekanan air yang keluar dari water pressure reducing valve (outlet) akan meningkat. Sebaliknya, jika di putar berlawanan arah jarum jam maka tekanan air yang keluar semakin rendah (mendekati nol kg/cm2 alias mati). Sedangkan untuk regulator yang kedua adalah sama dengan cara setting regulator pertama.
Yang membedakan antara regulator pertama dan kedua dalam cara setting PRV untuk air bersih gedung bertingkat tinggi adalah pada regulator pertama kita hanya mengacu pada berapa tekanan maksimum yang kita inginkan (seperti yang telah di jelaskan pada catatan saya tentang water pressure reducing valve). Sedangkan untuk regulator ke dua kita mengacu pada berapa tekanan air minimum yang kita inginkan. Idealnya pengaturan minimum outlet PRV induk gedung bertingkat tinggi adalah 1.5 - 2kg/cm2 sehingga tidak ada kekurangan supply air pada lantai yang tepat berada di bawah PRV saat pemakaian banyak.
Disini saya akan mengambil contoh pemakaian air pada gedung perkantoran. Pada saat jam istirahat pemakaian air akan meningkat sehingga tekanan air pada lantai yang letaknya tepat di bawah PRV akan mengalami penurunan drastis. Untuk menghindari hal ini maka sebaiknya PRV (water pressure reducing valve) untuk regulator kedua di atur 1.5 kg/cm2.
Sedangkan untuk tekanan maksimum, PRV air bersih dapat di setting maksimum 4 kg/cm2. Sebenarnya tidak masalah PRV di atur berapapun (misal 5kg/cm2, 5.5kg/cm2 atau 6kg/cm2) akan tetapi karena kita berhubungan dengan part-part toilet maka jika tekanan terlalu tinggi di khawatirkan perangkat toilet tidak mampu menahan tekanan tinggi. Misalnya shower spray, Shower spray rata-rata hanya mampu menahan tekanan maksimal 4.5 kg/cm2, belum lagi jet washer. Jika tekanan air terlalu tinggi maka pancaran air pada jet washer akan sangat menyakitkan pengguna kloset duduk.
Lain hal jika PRV di aplikasikan pada fluida lain misalnya di pabrik atau di bidang perminyakan.Treg gandeng berapa tekanan yang di tetapkan. Demikian sharing saya tentang cara setting water pressure reducing valve air bersih gedung bertingkat ini, semoga catatan saya bermanfaat.
Jika Perusahaan Anda membutuhkan General Kontraktor untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam perusahaan anda. Kami siap membantu kebutuhan perusahaan anda. Dengan Pengalaman yang kami miliki. Hubungi (021) 5900629 atau 085100333130
PT Mechatronic Mitra Solusi merupakan general kontraktor yang sudah berpengalaman selama 5 tahun lebih dan sudah memiliki banyak pelanggan. Workshop kami berlokasi di Tangerang dan Kantor Cabang kami berada di Bekasi, Tangerang dan Karawang, kami juga sangat menerima penawaran tender maupun kerjasama dalam menangani Fire Hydrant dan kami sangat siap membantu pelanggan kami yang berada di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Karawang.
Berikut dokumentasi Pemasangan Instalasi Proyek Fire Hydrant yang pernah kami tangani :
Kami sangat senang bila diberikan kesempatan untuk menjelaskan dan mengatasi kebutuhan perusahaan anda dalam pemasangan instalasi fire hydrant.
Jangan sungkan untuk menghubungi kami pada nomer
0851 0033 3130 atau Telp/Fax (021) 5900629
Februari 2017 - Hai pembaca General Kontraktor, Kontraktor Elektrikal & Mekanikal, Design System, Maintenance, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Februari 2017, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
PT Mechatronic Mitra Solusi merupakan general kontraktor yang sudah berpengalaman selama 5 tahun lebih dan sudah memiliki banyak pelanggan. Workshop kami berlokasi di Tangerang dan Kantor Cabang kami berada di Bekasi, Tangerang dan Karawang, kami juga sangat menerima penawaran tender maupun kerjasama dalam menangani Fire Hydrant dan kami sangat siap membantu pelanggan kami yang berada di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Karawang.
Berikut dokumentasi Pemasangan Instalasi Proyek Fire Hydrant yang pernah kami tangani :
Kami sangat senang bila diberikan kesempatan untuk menjelaskan dan mengatasi kebutuhan perusahaan anda dalam pemasangan instalasi fire hydrant.
PT Mechatronic Mitra Solusi merupakan perusahaan general kontaktor, dan supplier. Dan merupakan perusahaan produsen/distributor/supplier panel baik ukuran standar maupun sesuai pesanan (custom). Lokasi kantor kami berada di Tangerang dan di Bekasi. Namun kami sangat berkenan untuk membantu permasalahan anda di seluruh indonesia terutama wilayah jabodetabek (jakarta, bogor, depok, tangerang, bekasi). Dan Kami sudah sangat berpengalaman dalam menangani kebutuhan perusahaan dalam instalasi hydrant, chiller, pompa industri, water treatment, saving energy, fabrikasi dan lainnya. Selain itu kami juga sebagai supplier dari perusahaan-perusahaan lainnya.
Atau anda dapat menghubungi kami untuk fast respon di email info@mechatronicgroup.com atau melalui telepon 021 5900629. Terimakasih.
PT Mechatronic Mitra Solusi merupakan perusahaan general kontaktor, dan supplier. Dan merupakan perusahaan produsen/distributor/supplier panel baik ukuran standar maupun sesuai pesanan (custom). Lokasi kantor kami berada di Tangerang dan di Bekasi. Namun kami sangat berkenan untuk membantu permasalahan anda di seluruh indonesia terutama wilayah jabodetabek (jakarta, bogor, depok, tangerang, bekasi). Dan Kami sudah sangat berpengalaman dalam menangani kebutuhan perusahaan dalam instalasi hydrant, chiller, pompa industri, water treatment, saving energy, fabrikasi dan lainnya. Selain itu kami juga sebagai supplier dari perusahaan-perusahaan lainnya.
Atau anda dapat menghubungi kami untuk fast respon di email info@mechatronicgroup.com atau melalui telepon 021 5900629. Terimakasih.
Hydrant pillar adalah perangkat yang mengeluarkan air dalam instalasi fire hydrant yang terpasang di luar gedung. Pemasangan Hydrant Pillar yang Tepat akan memudahkan para petugas pemadam kebakaran dalam mengambil tindakan saat terjadi kebakaran baik berupa pencarian lokasi, dan pemasangan selang pemadam. Pemasangan Hydrant Pillar yang Tepat adalah mengatur dengan jarak tertentu. Tidak boleh berdekatan atau terlalu jauh.
Pemasangan Hydrant Pillar yang Tepat menurut SNI
Pemasangan Hydrant Pillar yang Tepat jika mengacu pada Standar NFPA (National Fire Protection Association) dan SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah sebagai berikut:
Penentuan Pompa Hydrant yang akan menyedot air dari tandon reservoir dan mengalirkan ke jaringan pipa dalam instalasi fire hydrant harus memperhatikan jumlah output dari hydrant pillar atau hydrant box
Jarak yang bagus untuk Pemasangan Hydrant Pillar yang Tepat adalah 35-38 karena panjang selang kebakaran umumnya bisa mencapai 30 meter, dan semprotan dari air bertekanan yang keluar dari nozzle bisa mencapai jarak sampai 5 meter.
Pada bangunan gedung yang memiliki 8 lantai atau lebih wajib menggunakan hydrant untuk mencegah api merambat pada bangunan gedung lain di sebelahnya
Hydrant pillar dan hydrant box diletakkan pada area yang mudah terlihat, mudah dijangkau tanpa halangan apapun sehingga sewaktu – waktu terjadi kebakaran petugas pemadam akan dengan mudah mengakses tempat tersebut. biasanya ada di ruang terbuka dekat dengan pintu darurat.
Pemasangan Hydrant Pillar yang Tepat akan menjamin fire hydrant bekerja dengan baik
Ada dua jenis hydrant pillar yang ada, pertama adalah hydrant pillar one way. Yaitu hydrant pillar yang hanya mempunyai satu lubang katup pengeluaran air yang bisa digunakan saat terjadi kebakran. Sementara jenis lainnya adalah hydrant pillar two ways, hydrant pillar ini menggunakan 2 katup utama yang bisa dimanfaatkan untuk sambungan selang saat terjadi kebakaran. Bahan pembuat hydrant pillar umumnya adalah stainless steel dan besi. Sehingga perangkat ini bisa bertahan hingga waktu yang lama. Namun inspeksi harus rutin dilakukan untuk memastikan bahwa jaringan instalasi fire hydrant dan perangkat yang terhubung dalam system pemipaan dapat bekerja dengan baik untuk memadamkan api. Untuk melakukan inspeksi fire hydrant ini anda bisa menghubungi kami di nomor 0856-1283-600 atau email info@mechatronicgroup.com.
Hydrant pillar adalah perangkat yang mengeluarkan air dalam instalasi fire hydrant yang terpasang di luar gedung. Pemasangan Hydrant Pillar yang Tepat akan memudahkan para petugas pemadam kebakaran dalam mengambil tindakan saat terjadi kebakaran baik berupa pencarian lokasi, dan pemasangan selang pemadam. Pemasangan Hydrant Pillar yang Tepat adalah mengatur dengan jarak tertentu. Tidak boleh berdekatan atau terlalu jauh.
Pemasangan Hydrant Pillar yang Tepat menurut SNI
Pemasangan Hydrant Pillar yang Tepat jika mengacu pada Standar NFPA (National Fire Protection Association) dan SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah sebagai berikut:
Penentuan Pompa Hydrant yang akan menyedot air dari tandon reservoir dan mengalirkan ke jaringan pipa dalam instalasi fire hydrant harus memperhatikan jumlah output dari hydrant pillar atau hydrant box
Jarak yang bagus untuk Pemasangan Hydrant Pillar yang Tepat adalah 35-38 karena panjang selang kebakaran umumnya bisa mencapai 30 meter, dan semprotan dari air bertekanan yang keluar dari nozzle bisa mencapai jarak sampai 5 meter.
Pada bangunan gedung yang memiliki 8 lantai atau lebih wajib menggunakan hydrant untuk mencegah api merambat pada bangunan gedung lain di sebelahnya
Hydrant pillar dan hydrant box diletakkan pada area yang mudah terlihat, mudah dijangkau tanpa halangan apapun sehingga sewaktu – waktu terjadi kebakaran petugas pemadam akan dengan mudah mengakses tempat tersebut. biasanya ada di ruang terbuka dekat dengan pintu darurat.
Pemasangan Hydrant Pillar yang Tepat akan menjamin fire hydrant bekerja dengan baik
Ada dua jenis hydrant pillar yang ada, pertama adalah hydrant pillar one way. Yaitu hydrant pillar yang hanya mempunyai satu lubang katup pengeluaran air yang bisa digunakan saat terjadi kebakran. Sementara jenis lainnya adalah hydrant pillar two ways, hydrant pillar ini menggunakan 2 katup utama yang bisa dimanfaatkan untuk sambungan selang saat terjadi kebakaran. Bahan pembuat hydrant pillar umumnya adalah stainless steel dan besi. Sehingga perangkat ini bisa bertahan hingga waktu yang lama. Namun inspeksi harus rutin dilakukan untuk memastikan bahwa jaringan instalasi fire hydrant dan perangkat yang terhubung dalam system pemipaan dapat bekerja dengan baik untuk memadamkan api. Untuk melakukan inspeksi fire hydrant ini anda bisa menghubungi kami di nomor 0856-1283-600 atau email info@mechatronicgroup.com.
Peraturan tentang sistem fire hydrant harus diketahui oleh kontraktor, jadi kontraktor dalam bidang ini penting untuk mengetahuinya sebelum melakuakan pemasangan sistem fire hydrant. Sehingga sistem fire hydrantyang mancu pada peraturan tentang sistem fire hydrant dapat lolos standar yang telah ditetapkan oleh NFPA (National Fire Protection Association) dan SNI (Standar Nasional Indonesia).
Berikut beberapa literature yang harus diterapkan dan dikeluarkan oleh badan yang bertanggung jawab dalam Peraturan tentang sistem fire hydrant, seperti NFPA ( National Fire Protection Association) dan SNI (Standar Nasional Indonesia) :
NFPA-10, Standar untuk Portable Fire Extinguisher.
NFPA-13, Standar untuk Instalasi Sistem Springkle.
NFPA-14, Standar untuk Instalasi Selang dan Pipa tegak.
NFPA-20, Standar untuk Instalasi Pompa Sentrifugal.
SNI 03-1735-2000, tentang tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
SNI 03-1745-2000, tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan selang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan atau gedung.
Peraturan tentang sistem fire hydrant dalam warna ciri penandaan fire hydrant dan kode standarnya
Fire hydrant merupakan sebuah terminal air untuk bantuan darurat ketika terjadi kebakaran hydrant ini juga berfungsi untuk mempermudah proses penanggulangan ketika bencana kebakaran sedang terjadi. Sistem fire hydrant merupakan sebuah fasilitas yang wajib di implementasikan bagi bangunan-bangunan public seperti gedung, hotel, rumah sakit, pasar tradisional, maupuna modern pertokoan bahkan lingkungan komplek perumahaan juga harus ada fasilitas hydrant.Dalam pemasangan sistem fire hydrant pada setiap bangunan ada peraturan tentang sistem fire hydrant yang harus diterapkan dan diketahui oleh kontraktor.
NFPA (National Fire Protection Association) secara spesifik menetapkan bahwa fire hydrant harus diwarnai dengan chrome merah, chrome yellow atau warna lain yang mudah terlihat diantaranya white, bright red, chrome silver, dan lime yellow. Disamping hal tersebut aspek paling terpenting adalah warna tersebut harus konsisten terutama dalam satu wilayah tertentu. Khusus wilayah Indonesia umumnya menggunakan warna bright red pada fire hydrant.
NFPA menyatakan bahwa secara garis besar atau umum ada perbedaan secara fungsi antara fire hydrant untuk kebutuhan perkotaan (municipal system) dan kebutuhan pribadi (private system) termasuk di dalamnya untuk pabrik, sehingga harus ada perbedaan warna dan penandaan lainya. Secara internasional warna violet (light purple) telah dikembangkan sebagai warna untuk non-potable water. Kemudian untuk warna chrome yellow telah dikembangkan sebagai warna untuk municipal system. Sedangkan untuk red dikembangkan warna untuk private system.
Untuk ciri penandaan lainnya adalah flow indicators, standar NFPA untuk topi hydrant (Bonnets) dan sumbat hydrant (caps) harus diwarnai sesuai dengan indikasi kuatnya tekanan aliran hydrant dank kode standarnya sebagai berikut :
NFPA 291, Chap. 3
Class C
Les Than 500 GPM penandaanya warnanya Red
Class B
Class A
Peraturan tentang sistem fire hydrant dalam pemasangan hydrant pillar
Peraturan tentang sistem fire hydrant dalam pemasangan hydrant pillar juga harus mengacu pada NFPA (National Fire Protection Association) dan SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah sebagai berikut:
penentuan Hydrant pump (pompa fire hydrant) yang akan menyedot air dari tandon reservoir dan mengalirkan ke jaringan pipa dalam instalasi fire hydrant harus memperhatikan jumlah output dari hydrant pillar atau hydrant box
Jarak yang bagus dalam pemasangan hydrant pillar yaitu 35-38 karena panjang fire hose (selang pemadam kebarakan) umumnya bisa mencapai 30 meter, dan semprotan dari air bertekanan yang keluar dari nozzle bisa mencapai jarak sampai 5 meter.
Pada bangunan gedung yang memiliki 8 lantai atau lebih diwajibkan menggunakan sistem fire hydrant untuk mencegah api merambat pada bangunan gedung lain yana ada di sebelahnya.
Hydrant pillar dan hydrant box diletakkan pada area yang mudah terlihat, mudah dijangkau tanpa halangan apapun sehingga sewaktu – waktu terjadi kebakaran fire brigade (petugas pemadam) akan dengan mudah mengakses tempat tersebut. Biasanya ada di ruang terbuka dekat dengan pintu darurat dan di depan pintu utama bangunan.
Kesimpulan peraturan tentang sistem fire hydrant
Setelah kita membaca peraturan tentang sistem fire hydrant, kalian pasti lebih tahu tentang pentingnya peraturan tentang sistem fire hydrant untuk di ketahui kontraktor. Untuk menangani sistem fire hydrant dibutuhkan tenaga ahli yang sudah berpengalaman bertahun-tahun. Oleh karena hal itu kami dari PT Mechatronic Mitra Solusi siap membantu dalam melakukan desaint, instalasi, dan perencanaan fire hydrant system. Tim engineering kami yang sudah berpengalaman bertahun-tahun juga dapat melakukan inspeksi maupun maintenance terhadap fire hydrant system yang sudah ada sebelumnya. Hubungi kami untuk keperluan pertanyaan yang anda butuhkan mengenai fire hydrant, cooling tower, chiller, dll (021) 5900629 atau 085100333130 Email info@mechatronicgroup.com
Peraturan tentang sistem fire hydrant harus diketahui oleh kontraktor, jadi kontraktor dalam bidang ini penting untuk mengetahuinya sebelum melakuakan pemasangan sistem fire hydrant. Sehingga sistem fire hydrantyang mancu pada peraturan tentang sistem fire hydrant dapat lolos standar yang telah ditetapkan oleh NFPA (National Fire Protection Association) dan SNI (Standar Nasional Indonesia).
Berikut beberapa literature yang harus diterapkan dan dikeluarkan oleh badan yang bertanggung jawab dalam Peraturan tentang sistem fire hydrant, seperti NFPA ( National Fire Protection Association) dan SNI (Standar Nasional Indonesia) :
NFPA-10, Standar untuk Portable Fire Extinguisher.
NFPA-13, Standar untuk Instalasi Sistem Springkle.
NFPA-14, Standar untuk Instalasi Selang dan Pipa tegak.
NFPA-20, Standar untuk Instalasi Pompa Sentrifugal.
SNI 03-1735-2000, tentang tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
SNI 03-1745-2000, tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan selang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan atau gedung.
Peraturan tentang sistem fire hydrant dalam warna ciri penandaan fire hydrant dan kode standarnya
Fire hydrant merupakan sebuah terminal air untuk bantuan darurat ketika terjadi kebakaran hydrant ini juga berfungsi untuk mempermudah proses penanggulangan ketika bencana kebakaran sedang terjadi. Sistem fire hydrant merupakan sebuah fasilitas yang wajib di implementasikan bagi bangunan-bangunan public seperti gedung, hotel, rumah sakit, pasar tradisional, maupuna modern pertokoan bahkan lingkungan komplek perumahaan juga harus ada fasilitas hydrant.Dalam pemasangan sistem fire hydrant pada setiap bangunan ada peraturan tentang sistem fire hydrant yang harus diterapkan dan diketahui oleh kontraktor.
NFPA (National Fire Protection Association) secara spesifik menetapkan bahwa fire hydrant harus diwarnai dengan chrome merah, chrome yellow atau warna lain yang mudah terlihat diantaranya white, bright red, chrome silver, dan lime yellow. Disamping hal tersebut aspek paling terpenting adalah warna tersebut harus konsisten terutama dalam satu wilayah tertentu. Khusus wilayah Indonesia umumnya menggunakan warna bright red pada fire hydrant.
NFPA menyatakan bahwa secara garis besar atau umum ada perbedaan secara fungsi antara fire hydrant untuk kebutuhan perkotaan (municipal system) dan kebutuhan pribadi (private system) termasuk di dalamnya untuk pabrik, sehingga harus ada perbedaan warna dan penandaan lainya. Secara internasional warna violet (light purple) telah dikembangkan sebagai warna untuk non-potable water. Kemudian untuk warna chrome yellow telah dikembangkan sebagai warna untuk municipal system. Sedangkan untuk red dikembangkan warna untuk private system.
Untuk ciri penandaan lainnya adalah flow indicators, standar NFPA untuk topi hydrant (Bonnets) dan sumbat hydrant (caps) harus diwarnai sesuai dengan indikasi kuatnya tekanan aliran hydrant dank kode standarnya sebagai berikut :
NFPA 291, Chap. 3
Class C
Les Than 500 GPM penandaanya warnanya Red
Class B
Class A
Peraturan tentang sistem fire hydrant dalam pemasangan hydrant pillar
Peraturan tentang sistem fire hydrant dalam pemasangan hydrant pillar juga harus mengacu pada NFPA (National Fire Protection Association) dan SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah sebagai berikut:
penentuan Hydrant pump (pompa fire hydrant) yang akan menyedot air dari tandon reservoir dan mengalirkan ke jaringan pipa dalam instalasi fire hydrant harus memperhatikan jumlah output dari hydrant pillar atau hydrant box
Jarak yang bagus dalam pemasangan hydrant pillar yaitu 35-38 karena panjang fire hose (selang pemadam kebarakan) umumnya bisa mencapai 30 meter, dan semprotan dari air bertekanan yang keluar dari nozzle bisa mencapai jarak sampai 5 meter.
Pada bangunan gedung yang memiliki 8 lantai atau lebih diwajibkan menggunakan sistem fire hydrant untuk mencegah api merambat pada bangunan gedung lain yana ada di sebelahnya.
Hydrant pillar dan hydrant box diletakkan pada area yang mudah terlihat, mudah dijangkau tanpa halangan apapun sehingga sewaktu – waktu terjadi kebakaran fire brigade (petugas pemadam) akan dengan mudah mengakses tempat tersebut. Biasanya ada di ruang terbuka dekat dengan pintu darurat dan di depan pintu utama bangunan.
Kesimpulan peraturan tentang sistem fire hydrant
Setelah kita membaca peraturan tentang sistem fire hydrant, kalian pasti lebih tahu tentang pentingnya peraturan tentang sistem fire hydrant untuk di ketahui kontraktor. Untuk menangani sistem fire hydrant dibutuhkan tenaga ahli yang sudah berpengalaman bertahun-tahun. Oleh karena hal itu kami dari PT Mechatronic Mitra Solusi siap membantu dalam melakukan desaint, instalasi, dan perencanaan fire hydrant system. Tim engineering kami yang sudah berpengalaman bertahun-tahun juga dapat melakukan inspeksi maupun maintenance terhadap fire hydrant system yang sudah ada sebelumnya. Hubungi kami untuk keperluan pertanyaan yang anda butuhkan mengenai fire hydrant, cooling tower, chiller, dll (021) 5900629 atau 085100333130 Email info@mechatronicgroup.com
Seperti Nostalgia saja, hari ini saya menerima laporan dari bagian Maintenance satu Pompa Submersible yang dimiliki perusahaan bermasalah. Saya teringat dengan kejadian yang samasetahun lalu saat bekerja di industri pengolahan makanan di Denpasar, pompa submersible yang mensuplai air untuk proses produksi debitnya turun drastis, dari beberapa pompa, titik inilah yang memiliki debit terbesar. akibatnya cadangan air yang kami miliki benar-benar minim. Perlu anda ketahui industri pengolahan makanan memerlukan air dalam jumlah besar per hari, mengingat kejadian itu, benar-benar merepotkan. Endingnya kurang lebih mirip, diangkat, bagian maintenance melakukan cleaning, sialnya saat dipasang kembali, ternyata tetap tidak berfungsi bahkan mati total.
Instalasi Pompa Submersible
Lupakan kesialan kami. Dua kali kejadian ini sudah lebih dari cukup bagi kami untuk belajar. Saya harap apa yang saya sampaikan bermanfaat bagi anda.
Pompa Submersible
Pompa Submersible (pompa benam) disebut juga dengan electric submersible pump (ESP ) adalah pompa yang dioperasikan di dalam air dan akan mengalami kerusakan jika dioperasikan dalam keadaan tidak terdapat air terus-menerus. Jenis pompa ini mempunyai tinggi minimal air yang dapat dipompa dan harus dipenuhi ketika bekerja agar life time pompa tersebut lama. Pompa jenis ini bertipe pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal sendiri prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.
Komponen Pompa Submersible
Prinsip kerja pompa jenis ini berbeda dengan jenis Jet Pump. Jika pompa yang saya sebut erakhir bekerja dengan cara menyedot air, jenis pompa submersible bekrja dengan mendorong air ke permukaan.
Berikut kelebihan dari jenis pompa submersible :
1. Biaya perwatan yang rendah
2. Tidak bising, karena berada dalam sumur
3. Pompa memiliki pendingin alami, karena posisinya terendam dalam air
4. System pompa tidak menggunakan shaft penggerak yang panjang dan bearing, jadi problem yang biasa terjadi pada pompa permukaan ( Jet Pump ) seperti keausan bearing dan shaft tidak terjadi.
Detail Parts Drawing
Metabo SUBMERSIBLE PRESSURE PUMP TDP1000/7/025010011610 Spare Parts
11 - CROSS REC'D PAN HEAD TAP.SCREW ST 4.2X32MET-6172006963.6
12 - RAISED CHEESE HEAD SCREWMET-6123022619.7
13 - SERRATED LOCK WASHERMET-6304084020.27
14 - MEDIUM WASHERMET-6300016330.61
19 - ELECTRIC MOTOR ASSEMBLY ETMET-8012633093.0
21 - PACKING RINGS ETMET-1349633023.1
23 - O-RING 90X5.4 ETMET-7632182222.4
24 - O-RING ETMET-7632633046.1
25 - PUMP CASING ETMET-1341633172.1
26 - O-RING ETMET-7632633062.2
28 - DIFFUSOR SUPPORT ETMET-1349633163.0
31 - PACKING RING ETMET-1349633031.1
32 - IMPELLER ETMET-1341633148.0
33 - O-RING ETMET-7632633070.0
34 - DIFFUSOR ETMET-1349633139.1
35 - DIFFUSOR LOCK ETMET-1349633120.1
38 - STAINLESS STEEL FILTER ETMET-1349633112.0
39 - BOTTOM PANEL ETMET-1341633105.1
40 - CAP ETMET-1349633082.1
Langkah Perbaikan Pompa Submersible
Debit air yang lebih kecil merupakan tanda-tanda pompa mengalami masalah. Jika tidak ditangani masalah matinya pompa tinggal menunggu waktu.
Untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi, berikut langkah yang pernah dan biasa kami lakukan.
1. Jika pompa mati, cek Capasitor. Ganti terlebih dahulu jika komponen ini tidak berfungsi.
2. Sambil di running, cek Ampere kabel power saat pompa running. Jika lebih cukup tinggi ( > 10 A ) ada beberapa kemungkinan, 1) motor mendapat beban cukup berat. ( Benda asing seperti endapan tanah merah, tanah kapur, dll.), volume air sudah berkurang, pompa bekerja dalam air dengan batas sangat minimum/kering dalam waktu yang lama, dan 3) lilitan kumparan stator bermasalah..
3. Instalasi pompa submersible standard dilengkapi safety untuk mendeteksi kedalaman air berupa sensor electroda. Jika sensor ini dalam kondisi baik, turunnya kedalaman air dalam batas minimum akan terdeteksi, dan automatis memutus power ke motor.
Sensor Electroda
Beberapa teknisi kadang hanya mengandalkan TOR ( Thermal Overload Relay ) yang terpasang pada Contactor untuk mendeteksi kondisi pompa dan kedalaman air. Biasanya logika yang dipakai, saat kedalaman air berada dalam batas minimum, motor akan berputar dalam kondisi kering, ini akan menyebabkan kenaikan temperature motor dan ampere motor. Kenaikan dalam batas setting ampere pada TOR akan menyebabkan Contactor memutus hubungan power.
Namun teknik ini sangat tidak disarankan, prinsipnya kedalaman air tanah harus dideteksi dengan sensor yang mendeteksi kondisi langsung. Dalam jangka panjang penggunaan setting ampere pada TOR menyebabkan lilitan stator bermasalah ( short ).
4. Perhatikan debit air, jika semburan awal tinggi kemudian melemah, kemungkinan besar volume air dalam sumur berkurang. Jika semburannya lemah mulai dari awal motor running, ini tanda-tanda problem dari motor.
5. Angkat pompa submersible ke permukaan. Periksa kondisi fisik, adakah benda asing yang menghambat putaran shaft atau impeler. Kami pernah temui tali rafia terlilit, entah dari mana datangnya makhluk ini.
Cek Pompa Submersible
6. Cek ulang Level kedalaman air dengan menggunakan tali ber-pemberat. Ukur kedalaman air dan jarak permukaan ke dasar. Saya juga pernah temui, sumur yang longsor dibagian dasarnya, kemungkinan struktur tanah labil atau efek getaran gempa. inormasi ini penting saat penempatan titik pompa dan setting posisi sensor electroda.
7. Jika anda yakin tidak ada masalah dengan volume air dalam sumur. Fokuslaah untuk perbaiki pompa
8. Jika anda merasa yakin untuk melakukan cleaning, berilah tanda terlebih dahulu sepanjang bodi casing penutup impeler, untuk memastikan posisi pasang seperti awal. Buka impeller satu persatu, cuci lalu pasang kembali. Setelah itu buka impeller berikutnya.
9. Periksa kondisi impeller, dan shaft. Jika sudah aus atau cacat , catat Type pompa submersible anda, lalu dapatkan parts original di suplier resmi.
Impeller kondisi Not Ok
10. Cek tahanan lilitan kumparan pada rotor, jika tahanan menunjukkan nilai yang rendah, menunjukkan kumparan bermasalah, misal bocor. Jika anda menemui masalah ini, saya sarankan untuk mengganti dengan pompa yang baru.
11. Jika sudah selesai cleaning dan pompa dirakit kembali. Test terlebih dahulu didalam bak air, debit air keluar dan ampere motor.
12. Jika tidak ada perubahan, jangan diteruskan eksperimen anda. Segera hubungi Service Pompa resmi dan terpercaya. Setelah selesai service, minta pompa ditest kembali dan lihat ampere motor saat running. Jika masih cukup tingggi ( >10 A ), jangan diterima. Perbaikan belum complete.
12. Saya rekomendasikan pemasangan dilakukan oleh petugas service, ini penting jika anda ingin mendapat garansi perbaikan
13. Bersiaplah untuk kecewa, jika pompa submersible anda tidak dapat di repair. Solusinya hanya satu, beli baru. Ini yang terjadi satu tahun lalu, tanpa rasa bersalah, si tukang service bilang seharusnya kami menservice pompa secara rutin dengan perhitungan satu paket. Angkat, Cleaning, dan pasang kembali. Saran yang aneh, bukannya kami pakai submersible supaya biaya perawatannya murah ?
Penutup
Perhitungan yang tepat antara suplay dan tingkat konsumsi sangat penting. Idealnya Suplay lebih besar dari pada tingkat konsumsi. Namun jika anda memiliki titik sumber yang terbatas, penggunaan Tankl air atau Ground Tank merupakan solusi yang lebih baik. Untuk mengetahui debit titik air, biasakan memasang meteran air di out put pompa, dan buatlah jadwal inspeksi debit, rutin setiap hari.
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan industri. Konsumsi air tanah dengan hemat dan secukupnya, memiliki lahan hijau dan sumur-sumur resapan di sekitar pabrik akan menjamin kelangsungan ketersediaan air dalam jangka waktu yang yang lama.
Seperti Nostalgia saja, hari ini saya menerima laporan dari bagian Maintenance satu Pompa Submersible yang dimiliki perusahaan bermasalah. Saya teringat dengan kejadian yang samasetahun lalu saat bekerja di industri pengolahan makanan di Denpasar, pompa submersible yang mensuplai air untuk proses produksi debitnya turun drastis, dari beberapa pompa, titik inilah yang memiliki debit terbesar. akibatnya cadangan air yang kami miliki benar-benar minim. Perlu anda ketahui industri pengolahan makanan memerlukan air dalam jumlah besar per hari, mengingat kejadian itu, benar-benar merepotkan. Endingnya kurang lebih mirip, diangkat, bagian maintenance melakukan cleaning, sialnya saat dipasang kembali, ternyata tetap tidak berfungsi bahkan mati total.
Instalasi Pompa Submersible
Lupakan kesialan kami. Dua kali kejadian ini sudah lebih dari cukup bagi kami untuk belajar. Saya harap apa yang saya sampaikan bermanfaat bagi anda.
Pompa Submersible
Pompa Submersible (pompa benam) disebut juga dengan electric submersible pump (ESP ) adalah pompa yang dioperasikan di dalam air dan akan mengalami kerusakan jika dioperasikan dalam keadaan tidak terdapat air terus-menerus. Jenis pompa ini mempunyai tinggi minimal air yang dapat dipompa dan harus dipenuhi ketika bekerja agar life time pompa tersebut lama. Pompa jenis ini bertipe pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal sendiri prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.
Komponen Pompa Submersible
Prinsip kerja pompa jenis ini berbeda dengan jenis Jet Pump. Jika pompa yang saya sebut erakhir bekerja dengan cara menyedot air, jenis pompa submersible bekrja dengan mendorong air ke permukaan.
Berikut kelebihan dari jenis pompa submersible :
1. Biaya perwatan yang rendah
2. Tidak bising, karena berada dalam sumur
3. Pompa memiliki pendingin alami, karena posisinya terendam dalam air
4. System pompa tidak menggunakan shaft penggerak yang panjang dan bearing, jadi problem yang biasa terjadi pada pompa permukaan ( Jet Pump ) seperti keausan bearing dan shaft tidak terjadi.
Detail Parts Drawing
Metabo SUBMERSIBLE PRESSURE PUMP TDP1000/7/025010011610 Spare Parts
11 - CROSS REC'D PAN HEAD TAP.SCREW ST 4.2X32MET-6172006963.6
12 - RAISED CHEESE HEAD SCREWMET-6123022619.7
13 - SERRATED LOCK WASHERMET-6304084020.27
14 - MEDIUM WASHERMET-6300016330.61
19 - ELECTRIC MOTOR ASSEMBLY ETMET-8012633093.0
21 - PACKING RINGS ETMET-1349633023.1
23 - O-RING 90X5.4 ETMET-7632182222.4
24 - O-RING ETMET-7632633046.1
25 - PUMP CASING ETMET-1341633172.1
26 - O-RING ETMET-7632633062.2
28 - DIFFUSOR SUPPORT ETMET-1349633163.0
31 - PACKING RING ETMET-1349633031.1
32 - IMPELLER ETMET-1341633148.0
33 - O-RING ETMET-7632633070.0
34 - DIFFUSOR ETMET-1349633139.1
35 - DIFFUSOR LOCK ETMET-1349633120.1
38 - STAINLESS STEEL FILTER ETMET-1349633112.0
39 - BOTTOM PANEL ETMET-1341633105.1
40 - CAP ETMET-1349633082.1
Langkah Perbaikan Pompa Submersible
Debit air yang lebih kecil merupakan tanda-tanda pompa mengalami masalah. Jika tidak ditangani masalah matinya pompa tinggal menunggu waktu.
Untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi, berikut langkah yang pernah dan biasa kami lakukan.
1. Jika pompa mati, cek Capasitor. Ganti terlebih dahulu jika komponen ini tidak berfungsi.
2. Sambil di running, cek Ampere kabel power saat pompa running. Jika lebih cukup tinggi ( > 10 A ) ada beberapa kemungkinan, 1) motor mendapat beban cukup berat. ( Benda asing seperti endapan tanah merah, tanah kapur, dll.), volume air sudah berkurang, pompa bekerja dalam air dengan batas sangat minimum/kering dalam waktu yang lama, dan 3) lilitan kumparan stator bermasalah..
3. Instalasi pompa submersible standard dilengkapi safety untuk mendeteksi kedalaman air berupa sensor electroda. Jika sensor ini dalam kondisi baik, turunnya kedalaman air dalam batas minimum akan terdeteksi, dan automatis memutus power ke motor.
Sensor Electroda
Beberapa teknisi kadang hanya mengandalkan TOR ( Thermal Overload Relay ) yang terpasang pada Contactor untuk mendeteksi kondisi pompa dan kedalaman air. Biasanya logika yang dipakai, saat kedalaman air berada dalam batas minimum, motor akan berputar dalam kondisi kering, ini akan menyebabkan kenaikan temperature motor dan ampere motor. Kenaikan dalam batas setting ampere pada TOR akan menyebabkan Contactor memutus hubungan power.
Namun teknik ini sangat tidak disarankan, prinsipnya kedalaman air tanah harus dideteksi dengan sensor yang mendeteksi kondisi langsung. Dalam jangka panjang penggunaan setting ampere pada TOR menyebabkan lilitan stator bermasalah ( short ).
4. Perhatikan debit air, jika semburan awal tinggi kemudian melemah, kemungkinan besar volume air dalam sumur berkurang. Jika semburannya lemah mulai dari awal motor running, ini tanda-tanda problem dari motor.
5. Angkat pompa submersible ke permukaan. Periksa kondisi fisik, adakah benda asing yang menghambat putaran shaft atau impeler. Kami pernah temui tali rafia terlilit, entah dari mana datangnya makhluk ini.
Cek Pompa Submersible
6. Cek ulang Level kedalaman air dengan menggunakan tali ber-pemberat. Ukur kedalaman air dan jarak permukaan ke dasar. Saya juga pernah temui, sumur yang longsor dibagian dasarnya, kemungkinan struktur tanah labil atau efek getaran gempa. inormasi ini penting saat penempatan titik pompa dan setting posisi sensor electroda.
7. Jika anda yakin tidak ada masalah dengan volume air dalam sumur. Fokuslaah untuk perbaiki pompa
8. Jika anda merasa yakin untuk melakukan cleaning, berilah tanda terlebih dahulu sepanjang bodi casing penutup impeler, untuk memastikan posisi pasang seperti awal. Buka impeller satu persatu, cuci lalu pasang kembali. Setelah itu buka impeller berikutnya.
9. Periksa kondisi impeller, dan shaft. Jika sudah aus atau cacat , catat Type pompa submersible anda, lalu dapatkan parts original di suplier resmi.
Impeller kondisi Not Ok
10. Cek tahanan lilitan kumparan pada rotor, jika tahanan menunjukkan nilai yang rendah, menunjukkan kumparan bermasalah, misal bocor. Jika anda menemui masalah ini, saya sarankan untuk mengganti dengan pompa yang baru.
11. Jika sudah selesai cleaning dan pompa dirakit kembali. Test terlebih dahulu didalam bak air, debit air keluar dan ampere motor.
12. Jika tidak ada perubahan, jangan diteruskan eksperimen anda. Segera hubungi Service Pompa resmi dan terpercaya. Setelah selesai service, minta pompa ditest kembali dan lihat ampere motor saat running. Jika masih cukup tingggi ( >10 A ), jangan diterima. Perbaikan belum complete.
12. Saya rekomendasikan pemasangan dilakukan oleh petugas service, ini penting jika anda ingin mendapat garansi perbaikan
13. Bersiaplah untuk kecewa, jika pompa submersible anda tidak dapat di repair. Solusinya hanya satu, beli baru. Ini yang terjadi satu tahun lalu, tanpa rasa bersalah, si tukang service bilang seharusnya kami menservice pompa secara rutin dengan perhitungan satu paket. Angkat, Cleaning, dan pasang kembali. Saran yang aneh, bukannya kami pakai submersible supaya biaya perawatannya murah ?
Penutup
Perhitungan yang tepat antara suplay dan tingkat konsumsi sangat penting. Idealnya Suplay lebih besar dari pada tingkat konsumsi. Namun jika anda memiliki titik sumber yang terbatas, penggunaan Tankl air atau Ground Tank merupakan solusi yang lebih baik. Untuk mengetahui debit titik air, biasakan memasang meteran air di out put pompa, dan buatlah jadwal inspeksi debit, rutin setiap hari.
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan industri. Konsumsi air tanah dengan hemat dan secukupnya, memiliki lahan hijau dan sumur-sumur resapan di sekitar pabrik akan menjamin kelangsungan ketersediaan air dalam jangka waktu yang yang lama.